Indari Mastuti, Perempuan Kreatif Pendiri Indscript Creative dan IIDN


Indari Mastuti, sosok wanita yang sangat sukses di dunia kepenulisan dan bisnis. Beliau adalah founder dari Indscript Creative yaitu sebuah perusahaan penerbitan buku, naskah, ilustrasi, sampai dengan terjemahan. Kalau kita searching di google nama beliau, pasti akan menemukan tulisan bahwa beliau adalah seorang penulis dan juga pebisnis perempuan. Keduanya tak lepas dari perempuan bernama Indari Mastuti tersebut karena dunia bisnis dan menulis adalah menjadi passion dan sesuatu yang sudah melekat dalam dirinya. 




Sekarang ini Indscript Creative sudah mencapai usianya yang ke 13 tahun. Sungguh pencapaian usia yang terbilang luar biasa bagi sebuah perusahaan yang dibangunnya sendiri. Bertahan di tengah gempuran saat dimana banyak bisnis-bisnis yang jatuh bergelimpangan. Tapi Indscript mampu melewati jatuh bangunnya usaha hingga tetap berdiri dan bertahan sampai saat ini. Ini berkat campur tangan Ibu Indari Mastuti yang sangat tekun, cekatan, rajin dan tak kenal menyerah. 

Awal Keberadaan Indscript Creative 

Seperti aku sebutkan di atas, bahwa founder dari Indscript Creative ini adalah seorang perempuan hebat dan luar biasa yaitu Indari Mastuti. Indscript Creative ini tak bisa dipisahkan dengan ibu Indari Mastuti karena keduanya adalah satu kesatuan. Indari Mastuti adalah pendiri dari Indscript Creative, sedangkan Indscript Creative adalah perusahan bisnisnya. 



Berbicara tentang Indscript tak akan lepas dari yang namanya buku, bisnis dan Indari. Oleh karena itu Indscript Creative adalah perusahaan bisnis yang bergerak di bidang penerbitan buku, naskah, ilustrasi, dan juga terjemahan. Berawal dari keinginan ibu Indari Mastuti untuk menjadi ibu rumah tangga yang seutuhnya dimana beliau bisa tetap bekerja di rumah sambil dekat dan mengurus keluarganya akhirnya dibangunlah Indscript Creative. 

Ibu Indari sudah menekuni dunia tulis menulis sejak tahun 2004. Pada tahun 2007 saat akan hendak menikah beliau memilih untuk total berprofesi sebagai seorang penulis, sehingga dengan rela melepaskan karirnya di dunia telekomunikasi. Memang sesuatu yang terasa berat untuk dilakukan, tapi tekad yang kuat akhirnya beliau mengiklaskan karirnya demi menjadi seorang penulis dan ibu rumah tangga yang seutuhnya. Sungguh sebuah keberanian yang patut diacungi jempol dan bisa menjadi inspirasi buat kita para wanita/perempuan yang sedang galau dalam menentukan pilihan. Apakah akan berkarya serta berkarir di luar rumah atau di dalam rumah. Tapi semua itu tergantung dari keinginan dan kemampuan masing-masing dari kita. Karena sejujurnya sampai dengan sekarang akupun masih belum bisa melepaskan karir di sebuah perusahaan. Tapi aku tetap menjalaninya dengan sepenuh hati dan melakukan pekerjaan rumah tangga serta pekerjaan kantor dengan seimbang dan bijak. 

Belajar dari ibu Indari Mastuti, bahwa seorang perempuan tetap harus berkarya dimanapun dia berada. Bahwa perempuan itu harus ulet, kreatif dan bisa melihat peluang dalam setiap kesempatan yang ada serta mampu memberikan inspirasi bagi perempuan lainnya agar tetap berkembang menjadi wanita yang hebat. 



Pada saat beliau mendirikan Indscript Creative di tahun 2007, beliau bekerja sendiri sebagai penulis di perusahaan yang didirikannya. Dialah satu-satunya penulis saat itu. Mulai dari menulis sampai akhirnya ada penerbit yang menawarkannya untuk menulis tema-tema buku lebih banyak lagi. Untuk tema tertentu memang ada yang menjadi background dan keahliannya. Tapi untuk tema yang tidak beliau kuasai, akhirnya ditawarkanlah tema-tema tersebut kepada seorang penulis untuk pertama kalinya dan mengajaknya bergabung dengan Indscript. Penulis tersebuta adalah seorang blogger Bandung yang bernawa Bang Aswi. Saat itulah beliau dibantu oleh Bang Aswi. Nah tentang Bang Aswi ini pun aku mengenalnya sebagai blogger yang cukup hits ya terutama di kota Bandung. Sampai akhirnya muncullah beberapa penulis lagi yang membantu Ibu Indari dalam menulis yaitu Mas Anton dan Mbak Tati.

Menurut Ibu Indari, mencari penulis itu tidak mudah pada saat itu, karena banyak sekali orang yang masih awam dengan dunia kepenulisan dan agensi naskah. Para penulis yang sudah ada justru lebih familiar untuk menerbitkan naskahnya langsung ke penerbit daripada melalui agensi naskah. Iya juga sih ya, bahkan tahun 2007 itu aku masih berangan-angan untuk menulis di media tapi selalu stagnan dan tak berlanjut. 

Untuk mengembangkan diri lebih lanjut akhirnya Ibu Indari mengembangkan Indscript ini menjadi sebuah agensi penulis profesional. Meskipun saat itu social media belum booming dan masih terbatas, tapi ibu Indari tetap berusaha mencari para penulis yang mau bergabung dengan Indscript. Saat itu yang masih booming adalah Friendster dan Yahoo Group. Dari social media itulah Ibu Indari merekrut para penulis agar perusahaan tetap berkembang maju. Namun tak dapat dipungkiri, Ibu Indari tetap terus menulis, tetap mencari penulis dan tetap berupaya mengembangkan bisnisnya di bidang jasa kepenulisan sampai detik ini juga. 

Indscript Creative yang Anti Mainstream 


Sebagai sebuah perusahaan di bidang kepenulisan, Indscript Creative pernah dianggap sebagai agensi penulisan yang aneh atau anti mainstream. Kenapa sih kok bisa begitu? Karena Indcript Creative dalam pengajuan naskahnya ke penerbit melakukan tabrak pola. Artinya Indcript Creative ini mengajukan ratusan judul buku tanpa ada naskah sedikitpun. Aneh kan. Karena bagi penerbit, yang umum itu adalah agensi mengirimkan naskah full terlebih dahulu, baru bisa dipertimbangkan oleh mereka. Jadi kalau hanya mengirimkan judul saja tanpa naskah, mereka menganggapnya sebagai ‘transaksi membeli kucing dalam karung’. Ini adalah sebuah bentuk kenekatan dan keberanian yang diajukan oleh ibu Indari dan Indscript sebagai sebuah bentuk pengembangan diri perusahaannya. Tak apalah melakukan hal yang anti mainstream selama itu bisa menghasilkan dan akhirnya berhasil membangun agensi naskahnya dengan melesat bagai kilat dengan cara menabrak pola aturan yang ada. Betul juga ya. Hebat kan Indscript ini. 

Ratusan judul dikrimkan oleh Indscript ke berbagai penerbit yang ada. Dari judul-judul itulah, penerbit bisa memilih mana yang cocok dan sesuai. Lalu Indscript akan membuatkan outline yang sesuai dengan judul buku yang dipilih disertai dengan contoh penulisannya. Jika disetujui oleh penerbit, maka Indscript akan melanjutkan penulisan sesuai dengan dateline yang diminta oleh penerbit. Tak hanya itu saja, Indcript pun memberikan semua pelayanan yang dibutuhkan, tak hanya naskah saja tapi juga sampai dengan buku yang siap cetak. Wow… totalitas banget ya Indcript ini. Melaju bagaikan kuda yang berlari cepat. 

Dengan menabrak pola yang ada serta pelayanan yang all in one ini, sampai akhirnya konsep yang ditawarkan oleh Indscript ini menjadi daya tarik bagi penerbit yang mana mereka tidak memiliki SDM dalam jumlah besar dalam membuat pra cetak buku sampai dengan terbit. Oleh karena itu, Indscript inilah yang menjadi angin segar bagi para penerbit dengan menerapkan konsep all-in-one. Akhirnya berdatanganlah beberapa penerbit yang tertarik bekerja sama dengan Indscript Creative ini. 

Jatuh Bangun Indscript Creative 


Ibu Indari sebagai founder dari Indscript memang pada awalnya memulai bisnis di bidang kepenulisan ini secara otodidak. Belajar dari pengalamannya dalam menimba ilmu di sebuah penerbitan di Indonesia, kemudian beliau membaca sebuah buku berjudul ‘Desctop Publisher’ yaitu sebuah buku yang menguraikan dan menjelaskan tentang peran agensi naskah di luar negeri yang sangat berkembang. Dari buku itulah, beliau belajar dan akhirnya diaplikasikannya ke industri Indscript yang dibangunnya saat itu. 

Namun dalam berbisnis, selalu saja ada jatuh bangun yang harus dihadapi. Tak terkecuali dengan Indcript Creative yang dibangun oleh Ibu Indari Mastuti. Ternyata bisnis yang dibangunnya selama ini tidak selamanya lancar dan mulus. Karena pada akhirnya ada masanya mengalami kejatuhan yang tidak bisa diperkirakan. Pada mulanya Indscript kebanjiran orderan, dimana rata-rata dalam satu bulan Indscript mengerjakan 60-100 naskah buku. Tapi ternyata dibalik itu semua, ada ketidakmatchingan antara marketing dan produksi, sampai akhirnya pembuatan naskah buku yang berjumlah banyak tersebut akhirnya lost control artinya quality controlnya sangat kurang sehingga Indscript kehilangan banyak pelanggan. Inilah yang menyebabkan Indscript mengalami kejatuhan pada akhir tahun 2009. 

Banyak para penerbit merasa kecewa telah bekerja sama dengan Indscript Creative saat tahun 2009 tersebut. Akibatnya Indscript kehilangan banyak klien, sehingga perusahaan mengalami kemunduran yang luar biasa. Dengan kehilangan pelanggan yang lumayan banyak itulah yang membuat Indscript berada di ambang kebangkrutan. 

Tapi dibalik kejatuhan yang dialami oleh Indscript, tak membuat ibu Indari kehilangan semangat dalam keterpurukan. Beliau tetap bangkit dan berjuang keras karena menurut beliau, Indscript adalah bidang bisnis yang menjadi passionnya. Beliau akhirnya melakukan beberapa kebijakan untuk menyelamatkan perusahaan yang sudah dibangunnya saat itu. Salah satu caranya yaitu dengan memberhentikan beberapa karyawan dan hanya memilih beberapa karyawan yang benar-benar qualified untuk tetap bekerja sama membangun perusahaan tersebut hingga bangkit kembali. Sungguh sesuatu yang berat untuk dilaksankan, namun hal ini tetap harus terjadi. 

Indscript Creative Bangkit Dari Kejatuhan

Sebagai founder dari Indscript Creative ini, Indari Mastuti tak mau hanya berdiam diri saja dan menangisi keterpurukan bisnis yang dialaminya. Namun beliau berusaha bangkit dan bangkit lagi, supaya perusahaan yang dibangunnya tidak benar-benar jatuh. 

Sampai akhirnya ibu Indari berusaha untuk lebih banyak belajar lagi tentang bisnis. Menurutnya membuat bisnis tak hanya sekedar mengambil banyak orderan tapi juga harus mampu dan belajar bagaimana mendeliver kebutuhan pelanggan secara maksimal dan tetap menjaga kepuasan pelanggan. Jika pelanggan merasa puas, maka mereka akan tetap dan terus menjadi pelanggan yang loyal. Itulah yang harus dijaga supaya perusahaan tetap bertahan dan terus maju. 

Pada saat mau bangkit tersebut, ada beberapa pelanggan yang bisa diselamatkan, namun ada juga pelanggan yang pergi. Indscript melakukan perbaikan dalam hal kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan terutama pelanggan yang masih bisa diselamatkan. Bermula dari permintaan maaf yang sepenuhnya kepada para pelanggan tersebut serta pemberian tambahan diskon agar kepercayaan pelanggan tetap ada kepada Indscript. Akhirnya berbuah hasil juga, para pelanggan mulai mempercayai perusahaannya untuk mengerjakan orderan mereka. Sungguh sebuah tekad yang kuat agar tetap bertahan di tengah badai. 

Indari Mastuti: Belajar dari Kehilangan 

Sebagai pebisnis yang mulai merangkak di dunia bisnis kepenulisan, dari kejatuhan yang dialaminya saat itu, ibu Indari banyak mengalami pembelajaran di dunia bisnis. Beliau tak hanya mampu bangkit, namun juga mampu beajar lebih banyak lagi hal-hal di dunia bisnis yang selama ini masih belum digelutinya lebih dalam. Beliau berpikir bahwa membangun bisnis ini harus mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam bisnis. 

Maka dari itu, ketika para pelanggannya yang masih bertahan bekerja sama dengannya dan membutuhkan banyak sekali naskah buku, akhirnya Ibu Indari mulai berpikir untuk mencari penulis-penulis yang akan diajak bekerja sama dengan perusahaannya sehingga bisa memberikan kontribusi yang besar dan bermanfat nantinya. Dari kebangkrutan yang dialaminya saat itu, Ibu Indari akhirnya menyadari bahwa kita harus berpikir sederhana dan memaknai apa yang ada dengan sederhana. 

Pada tahun 2007 -2009, beliau merasa dirinya yang muda, mampu mengembangkan bisnis sampai meroket dan bisa membeli apa saja yang diinginkan ternyata adalah pemikiran yang salah besar. Justru pemikiran tersebut mampu dibalikkan oleh Yang Maha Kuasa dalam sekejap saja dengan kebangkrutan perusahaannya. Akhirnya ibu Indari mulai mengubah gaya hidup dimana tadinya beliau berpikir ‘Dengan memiliki banyak uang beliau bisa membeli apa saja dan dengan memiliki banyak uang beliau bisa menyicil apa saja’ dan mengubahnya menjadi sebuah pemikiran yang sederhana saja. Pemikiran itu adalah sebesar apapun bisnis yang kita miliki, jangan sampai gaya hidup makin meninggi karena akan merusak apa yang sudah dibangun dari awal. Tapi tetaplah berpikir agar memilih gaya hidup sederhana saja dalam segala hal. 

Kebangkrutan yang dialaminya tidak perlu disesali lagi, karena akhirnya ibu Indari merasa diselamatkan oleh Allah untuk kembali ke jalan yang lurus. 

Indari Mastuti Mendirikan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) 

Sebagai seorang penulis dan ibu rumah tangga yang saat ini juga menjalankan bisnis di bidang kepenulisan, ibu Indari tak hanya berhenti sampai di situ saja. Beliau dengan passionnya di bidang kepenulisan akhirnya mendirikan sebuah komunitas pada tanggal 24 Mei 2010 dan sampai sekarang usianya sudah 10 tahun. Komunitas tersebut diberi nama komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) yang memiliki visi untuk menelurkan penulis-penulis baru di kalangan ibu rumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar para ibu rumah tangga (IRT) juga bisa produktif menulis.


Komunitas ini membidik para ibu rumah tangga agar mereka yang sejatinya beliau juga tetap bisa produktif dari rumah dan bisa berkarya terus-menerus tanpa perlu keluar rumah. Komunitas inilah yang menjadi pelipur lara sekaligus pelengkap bagi Ibu Indari saat merasakan kejatuhan yang amat sangat. Beliau berusaha bangit dari keterpurukan dan berusaha memberikan banyak manfaat pada lebih banyak orang terutama perempuan dengan menghadirkan mereka di dunia kepenulisan. 

Sampai akhirnya, sekarang ini Indscript sudah mampu menerbitkan lebih dari 4.000 karya para penulis yang kesemuanya tersebar di berbagai penerbit besar di Indonesia baik itu Gramedia Pustaka Utama, Elex Media, Penebar, dan penerbit lainnya. Pencapaian yang tidak mudah untuk dilakukan oleh Indscript hingga saat ini mampu bangkit lagi dari keterpurukan dan berhasil. 

Membangun Branding Untuk Indscript Creative. 

Sebagai penulis yang mulai merangkak naik dan mendirikan bisnis kepenulisan, akhirnya di saat kondisi yang tidak menguntungkan, sebuah Penerbit yaitu Mizan memberikan penawaran kepada ibu Indari untuk menulis biografi pengusaha Brownies Amanda. Padahal saat itu beliau belum mempunyai pengalaman dalam hal menulis buku biografi. Tapi hal tersebut menjadi sebuah tantangan baginya untuk tetap menerima tawaran yang sudah ada di depan mata. Sayang sekali kalau tidak dilakukan dan bisa jadi inilah langkah awal beliau membranding dirinya. 



Ternyata menulis biografi ini pada akhirnya menjadi salah satu kekuatan Indscript di masa yang akan datang. Kini Indscript menjadi salah satu perusahaan yang leading di bidang penulisan biografi. Para klien yang bekerja sama dengan Indscript merasa sangat puas bahkan sampai merekomendasikan jasa Indscript kepada relasinya. Inilah yang menjadi penolong bagi keterpurukan Indscripts di awal. Indscript mulai dikenal dan bangkit lagi berkat keberanian Ibu Indari dalam menerima peluang yang belum pernah dijalankan sebelumnya pada tahun 2009. 

Sebagai penulis biografi yang profilnya dipajang di bagian belakang halaman buku biografi akhirnya ibu Indari dikenal sebgaai penulis biografi yang bisa menuliskan berbagai tokoh, pengusaha, sampai dengan public figure. Diantara biografi yang sudah ditulis oleh beliau adalah biografi teh Ninih, Ibu Atalia, Ibu Siti Oded, sampai dengan pengusaha-pengusaha kelas kakap dan guru besar 

Ibu Indari juga mulai memikirkan bagaimana cara keluar dari keterpurukan utang yang sangat banyak. Apakah harus membuka bisnis baru atau tidak? Beliau sempat meminta pendapat dan saran dari suaminya. Namun akhirnya suaminya menyarankan agar beliau menggali potensi yang ada supaya bisa menghasilkan uang. Berhubung beliau suka membuat planning bisnis, akhirnya beliau mengikuti beragam kompetisi bisnis mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Selama itu beliau mendapatkan 10 penghargaan saja. 

Beliau mengikuti Kompetisi pertama pada tahun 2010 yaitu kompetisi perempuan inspiratif Nova 2010. Kemudian beliau mulai berani mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya selama waktu 2 tahun yaitu dari tahun 2010-2012. Beberapa kali beliau memenangkan kompetisi yang telah diikutinya. Dari kemenangannya tersebut berdampak pada branding dari Indscript yang akhirnya terangkat lagi dengan sangat baik. Mengapa bisa begitu? Ya, karena kalau menjadi pemenang suatu kompetisi maka bisa dipastikan pemenang tersebut akan dicari oleh media untuk diberitakan baik di media cetak maupun online. 

Saat profil beliau diangkat di media, otomatis profil Indscript pun ikut terangkat juga. Memang benar sih kekuatan media itu sangat powerful sekali dalam memasarkan sesuatu hingga dikenal oleh orang lain. Akhirnya beliau mulai dikenal oleh masyarakat termasuk juga penerbit sampai akhirnya satu per satu klien mulai didapatinya. Makin hari jumlah klien makin meningkat baik di dunia penerbitan, sampai dengan perusahaan swasta dan BUMN. 

Dari seringnya mengikuti kompetisi-kompetisi, akhirnya ibu Indari mulai mengenal yang namanya mentor bisnis. Keberadaan mentor atau coach bisnis ini biasanya disediakan oleh penyelenggara kompetisi untuk membantu para pemenang dan finalis-finalis pada kompetisi tersebut supaya bisa meningkatkan kapasitas bisnisnya. Dengan belajar dari mentor ke mentor, akhirnya muncullah ide-ide baru untuk melakukan perbaikan atau menciptakan inovasi-inovasi baru sehingga mampu melejitkan Indscript kembali. 

Beberapa Inovasi yang Dilakukan Oleh Indari Mastuti 

Bermula dari berdirinya sebagai agensi naskah, Indscript kemudian berkembang menjadi jasa penulisan biografi sampai akhirnya bergerak di bidang bisnis. Indscript melakukan beberapa inovasi sampai dengan detik ini sehingga tetap bisa bertahan dan semakin maju. yang tidak pernah berhenti sampai sekarang. Berikut adalah beberapa inovasi yang dilakukan oleh Indscript: 

Inovasi Pertama 

Tahun 2013 adalah Inovasi pertama yang dilakukan oleh Indscript yaitu di tahun 2013 ini didirikanlah Sekolah Perempuan. Inovasi ini sekaligus sebagai sebuah peresmian Indscript Personal Branding yaitu merupakan layanan membranding diri untuk para pengusaha di berbagai media sehingga mereka bisa meningkatkan bisnisnya. Dengan adanya Indscript Personal Branding, para klien pun juga ada yang bisa tampil di media bergengsi Indonesia terutama para pengusaha. 



Inovasi Di Tahun 2014 

Inovasi selanjutnya yaitu pada tahun 2014, dilahirkanlah Indscript Direct Selling. Di perusahaan ini dikeluarkanlah produk baru penulisan yang biasanya menulis dalam betuk buku, tapi di perusahaan ini menulis dalam bentuk board yang disebut METRIK dan DREAMBOARD yaitu Sebuah alat bantu konsistensi di bidang apa saja. Hasilnya sangat laku keras lo. 

Inovasi Di Tahun 2015 

Di tahun 2015, keberadaaan perusahaan Indscript Direct Selling dikembangkan dengan melakukan perpaduan dengan dunia mengajar, sehingga berganti nama menjadi Indscript Training Center. Di perusahaan ini ibu Indari menjadi seorang mentor di dunia online dengan memberikan lebih banyak sharing mengenai bagaimana membangun bisnis dari rumah. Beiau mengajarkan beberapa pengalaman yang dialaminya hingga bangkit dari kebangkrutan.



Untuk training pertama yang dibuatnya yaitu kelas Reparasi Bisnis yang sangat laris dan diminat banyak pengusaha dan pebisnis. Saat itu ibu Indari mampu mengajar sampai dengan 50-an orang baik secara private maupun dalam bentuk grup. Sampai dengan sekarang, jumlah total alumni Indscript Training Center sebanyak 10.000-an orang. Lumayan banyak ya. 

Berhubung ingin mengembangkan lebih Indscript Training Center ini dengan memfokuskan diri lebih ke bidang Reparasi Bisnis yaitu untuk melakukan misi membangkitkan perusahaan-perusahaan yang memang diambang kebangkrutan atau memiliki begitu banyak masalah seperti yang pernah dialami. Akhirnya Indscript Personal Branding ditutup supaya pikiran tidak terbelah. 

Inovasi Menciptakan EMAK PINTAR 

Perjalaan Indscript sebagai perushaan bisnis, semakin banyak menelurkan komunitas untuk para ibu-ibu. Diantaranya yaitu pada tahun 2010, Indscript sudah membangun komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, lalu di tahun 2011 membangun Ibu-ibu Doyan Bisnis, dan pada tahun 2015 membangun komunitas Emak Pintar 

Untuk komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, benar-benar ditujukan untuk ibu-ibu yang memang berminat di bidang kepenulisan, sedangkan untuk komunitas Ibu-ibu Doyan Bisnis ditujukan untuk ibu-ibu yang agar bisa bisnis dari rumah. 



Lalu untuk komunitas Emak Pintar ini merupakan komunitas tersendiri dengan kekhasan berbeda diantara komunitas sebelumnya. Meskipun pada awalnya komunitas Emak Pintar ini dimaksudkan unuk menyatukan antara ibu penulis dan ibu pebisnis yaitu dengan melebur IIDB dan IIDN. Namun pada akhirnya tidak jadi, karena keduanya mampu berjalan sendiri-sendiri. 

Inovasi di tahun 2017 

Di usianya yang ke 10 tahun ini, menurut ibu Indari bahwa secara sistem Indscript sudah cukup eksis dan kuat, oleh karena ini beliau berharap untuk membuat bisnis kembali. Akhirnya lahirlah bisnis Indblack yang bergerak di dunia fashion yaitu dengan memproduksi handsock. Dengan lahirnya Indblack ini, beliau bisa memberdayakan ibu-ibu yang ada di sekitar rumahnya sebagai pengrajin handmade desain handsock. Namun sayangnya pada 1 April 2020 ini, beliau menutup Indblack dan ingin lebih focus kepada Indscript di bidang kepenulisan. Karena passion beliau adalah di bidang tulis-menulis. 

Inovasi Di Tahun 2018


Pada tahun 2018 ibu Indari kembali melakukan inovasi di bidang kepenulisan. Inovasi tersebut yaitu tak hanya menghasilkan tulisan dalam bentuk buku saja, tetapi beliau juga menciptakan hasil penulisan dalam berbagai versi, seperti workbook, agenda, minibook, dan pada tahun 2019 menghasilkan rangkaian guidance book.




Dengan inovasi tersebut ternyata sambutan pasar sangat luar bisa, jualan buku laris bak kacang goreng. Dalam satu hari, Indscript mampu menjual buku sebanyak 250-an buku. Bahkan dalam 2 hari indscript mampu membukukan penjualan buku sampai dengan 2.000-an eksemplar. MasyaAllah. Sungguh amazing dan fantastik kan. Inovasi yang dijalankannya membuahkan hasil yang lumayan dan mampu memberikan senyuman terbaik buat Indscript. 

Indari Astuti Adalah Co Founder Kunikita 

Kunikita merupakan bisnis ritel yang menjual berbagai kebutuhan Muslimah. Kunikita Memiliki lebih dari 4.000 jaringan pemasaran di Indonesia dengan produk unggulannya CIOMY, bakso aci khas Garut yang bisa terjual hingga ribuan pcs per hari. 

Dengan adanya Reparasi Bisnis yang dijalankan ibu Indari bersama Indscript, malah membuka jalannya menjadi co founder Kunikita. Hal ini berawal dari founder Kunikita pada tahun 2018 mengikuti kelas Reparasi Bisnis grup yang diadakan oleh Ibu Indari hingga akhirnya beliau diminta untuk menjadi co founder Kunikita. Bisnis Kunikita makin laju pesat, tadinya hanya ada 5 orang karyawan tapi sekarang sudah memiliki team sebanyak 50-an orang. 

Sampai akhirnya beliau mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Bandung sebagai perempuan penggerak perempuan dan juga sebagai Penulis Perempuan. 

Inovasi Pada Tahun 2019 

Inovasi yang dilakukan oleh ibu Indari pada tahun 2019 yaitu dengan melaunching program BUKUIN aja. Sebuah program penerbitan indie yang dilengkapi dengan training sebelum menerbitkan buku. Program ini sangat laris di pasaran hingga banyak antrian penerbitan buku indie yang terus bergerak dan menghebat. Hingga akhirnya beliau memiliki percetakan sendiri dalam menyupport penerbitan indie. 

Hasilnya yaitu sudah menghasilkan 4 angkatan buku antologi dengan grup khusus lainnya dimana total penerbitan buku indie mencapai hampir 40 judul buku. Fantastis kan. Hingga akhirnya beliau mengubah nama Indscript Training Center menjadi Indscript Business Women University. Hal tersebut dimaksudkan sebagai penguat bahwa program yang dijalankan adalah 3000% untuk perempuan. 

Terus Berinovasi Di Tahun 2020

Sebagai pebisnis yang tak henti untuk melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan bisnisnya ibu Indari membentuk pusat-pusat pelayanan yang berupa icon-icon seperti Miss Indscript, Miss Love, Miss Cunik, Miss Writing. Icon-icon tersebut adalah inovasi di dunia jasa, dengan menekankan kekhasan dalam pelayanan dan menghadirkan icon yang ramah dan friendly.



Makin hari Indscript Writing sebagai agensi naskah makin menguat yaitu dengan membuka training khusus di bidang kepenulisan agar mampu menembus penerbit mayor. Sampai akhirnya Indscript memiliki dua angkatan yang bisa tembus ke penerbit mayor dengan jumlah sampai puluhan naskah. Berkat keberhasilan inilah ibu Indari terus merasa optimis untuk ke depannya. Beliau tetap melanjutkan pola training dengan out put bisa tembus ke penerbit di Indscript Writing, dengan cara menghadirkan kelas-kelas seperti 7 Hari Nulis Buku, Sekali Nulis Jebol Penerbit, Menulis Tanpa Bakat, Dll 

Indscript Dalam Usianya Yang Ke 13 Tahun 

Tidak menyangka bahwa Indscript saat ini usianya sudah mencapai 13 tahun. Sungguh pencapaikan yang tidak disangka-sangka sebelumnya, bahwa Indscript mampu bertahan sampai detik ini. Dalam usianya yang menuju 13 tahun ini, ibu Indari tidak lagi main-main dalam bebrisnis. Beliau harus terus focus sehingga mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat yang seluas-luasnya. 

Oleh sebab itu, mulai tahun ke-10, beliau dan Indscript membangun CSR (Coorporate Social Responsibility) berupa pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi lansia, dan berbagai kegiatan donasi lainnya dengan mengambil 10% dari omzet yang didapatnya. 

Indari Tak Berhenti untuk Berinovasi dan Bermimpi

Berhubung inovasi-inovasi yang dilakukannya membuahkan hasil yang cukup memuaskan dan sangat membantu Indscript bangkit dari kebangkrutannya, maka Ibu Indari tidak akan pernah berhenti untuk berinovasi. Beliau tidak akan takut jika nanti inovasi yang dijalankannya gagal atau tidak berhasil. Oleh karena itu, beliau akan terus melakukan hal-hal yang baru dan kalau bisa Out Of Box

Tidak ada yang melarang untuk bermimpi selama mimpi itu masih kita inginkan. Ibu Indari tak berhenti untuk melakukan inovassi-inovasi. Beliau juga tak berhenti untuk terus bermimpi. Dengan adanya Indscript dan Kunikita ini beliau berharap akan semakin banyak peluang untuk perempuan dalam mengembangkan diri di bidang kepenulisan ataupun bidang bisnis. Pada tahun 2024 nanti beliau berharap bisa memiliki 15.000 jaringan pemasaran yang berasal dari para perempuan terutama ibu rumah tangga sehingga mereka bisa menghasilkan dan bisa produktif hanya dari rumah saja. 

Dikarenakan ada masa pandemi yang belum berakhir sampai detik ini dimana semua orang harus tetap di rumah aja atau stay at home, maka ibu Indari terus membuat program untuk perempuan seperti melakukan live setiap jam 7 pagi di komunitas Ibu-Ibu Doyan Bisnis. Sedangkan untuk dunia penulisan, beliau live setiap jam 16.00. 

Perkenalanku tentang Ibu Indari Mastuti

Pada tahun 2018, kalau tidak salah saat itu aku mengenal seorang blogger perempuan bernama mbak Widyanti Wulandari, beliau adalah Blogger Jawa Timur yang berasal dari Bondowoso. Kami hanya kenal melalui dunia maya saja karena saling memiliki hobi yang sama yaitu dunia penulisan. Namun akhirnya sempat bertemu langsung dengan beliau di acara Asus di Jakarta. Senang sekali dong, yang awalnya kenal di dunia maya akhirnya bisa bertemu langsung di dunia nyata. 

Mbak Widyanti ini bahkan telah menelurkan beberapa buku yang ditulisnya dan juga bekerja sama dengan Indscrip Creative. Beliau juga menjadi kaki tangan dari ibu Indari untuk mengelola komunitas Ibu Ibu Doyan Nulis. Sampai kahirnya aku pun ikut bergabung di komunitass IIDN. Ternyata banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dari komunitas ini. Banyak lo ibu-ibu yang juga tergabung di komunitas ini. Tak hanya ibu-ibu, remaja perempuan pun juga ikut bergabung. 

Dari IIDN inilah akhirnya aku tahu profil dari Ibu Indari sebagai founder Indscript. Aku pun pernah mengikuti lomba blog yang diadakan oleh IIDN sebagai bentuk partisipasiku dalam dunia penulisan. Walaupun saat itu belum pernah menang tapi aku mendapatkan kepuasan tersendiri. 

Pada tahun 2018 ini, aku pun mendapat tawaran dari Indscript untuk mereview produk Indblack berupa handsock. Aku menerimanya dengan senang hati dan aku pun menuangkan di blog yang berjudul 'PERCANTIK PENAMPILANMU DENGAN HANDSOCKS DAN CIPUT DARI INDBLACK'.




Produk yang aku review yaitu handsock, dan ciput semuanya berwarna hitam/black sesuai dengan nama produknya Indblack. Aku sangat menyukai produk dari Indblack ini karena ternyata setelah aku pakai makin mempercantik penampilanku. 

Pembelajaran Penting dari Ibu Indari dan Indscript

  1. Kalau kita ingin mendalami bisnis apapun itu, banyak-banyaklah belajar, banyak-banyaklah membaca buku tentang bisnis, banyaklah belajar tentang bisnis dengan pebisnis dan jalankanlah bisnismu. Lakukan terus, lagi dan lagi sampai kita benar-benar paham bagaimana menjalankan bisnis yang kita inginkan. Jangan pernah puas dan teruslah update ilmu yang ada. 
  2. Jika kita berbisnis, agar bisnis tetap berjalan maju, tetap bertahan dan tetap bangkit dalam kondisi apapun, lakukanlah inovasi-inovasi yang belum pernah kita lakukan. Cara mencari inovasi ini bisa dengan melakukan riset melaui searching google, melalui buku, ebook, mentor atau melalui apapun. Usahakan memiliki banyak tabungan ide sehingga jika dibutuhkan ide tersebut bisa digunakan dalam keadaan tertentu ataupun terdesak. 
  3. Jangan pernah takut untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan para pebisnis yang lainnya. Karena dengan sesuatu yang beda kita bisa mendapatkan sebuah kepuasan dan bisa jadi bisnis yang kita jalankan menarik perhatian banyak orang. Laukan out of the box untuk menghasilkan bisnis yang nnantinya bisa maju dan berkembang. 
  4. Jika kita memiliki sebuah passion, perdalamlah pasiiion yang kamu miliki dan bisa jadi passionmu adalah bisnismu. Kembangkan dan tekunilah hingga bisnis tersenbut mampu menghasilkan uang dan berkembang hingga kamu menemukan pola yang tepat untuk emngembangkanbisnismu. 
  5. Teruslah berjuang melakukan apa yang kamu bisa terutama dalam berbisnis, jangan pernah Lelah dan menyerah. Luangkan juga waktumu tak hanya untk berbisnis saja,  tapi luangkan juga untuk dirimu sendiri atau disebut me time. Lakukan apa yang kamu suka dan tetaplah tidur yang cukup supaya keesokan harinya tetap segar dan bisa melakukan aktivitas lagi dengan penuh semangat. 
  6. Jika kamu memiliki bisnis usahakan bisnismu itu mampu memberikan manfaat untuk orang banyak dan bisa memberdayakan banyak orang. 
  7. Belajarlah memanajemen waktu dengan cara tertulis dan mendelegasikan hal-hal teknis yang diperlukan. Manajemen waktu yang dilakukan harus secara detail. 
  8. Sistem kerja dan stamina adalah dengan bahagia terlebih dahulu. Jangan melakukan sesuatu sebagai beban sehingga dalam menjalankan bisnis akan terasa ringan.



Referensi:
https://indscriptcreative.com/
facebook Indari Mastuti


































34 komentar

Amalia Rachmawati mengatakan...

Baca pengalamannya ibu indari, aku kok ngos2an ya... Pencapaiannya wow banget, takjub... Keren bgt

Nychken Gilang Bedy S mengatakan...

Benar banget menulis adalah obat. Btw kalau bahas Bunda In dari sih keren banget kak. Beliau luarbiasa

Gita Siwi mengatakan...

Wow panjang sangat cerita ini. Yang pasti menginspirasi buat yang baca deh

Mporatne mengatakan...

Karen dan Kaget dengan inovasi yang di lakukan indari mastuti. Menjual cuma mengajukan judul tanpa naskah.

Berani berbeda tapi cara nya jitu.

Anisah mengatakan...

Pengen ketemu sama orangnya langsung deh,viar dapetin aura positifnya gt,hehe. Keren nih bu Indari.

Okti Li mengatakan...

Sedikit koreksi, masih ada penulisan Indari Astuti dalam artikel ini. Harusnya kan Indari Mastuti.

Sejak ikut belajar di IIDN tahun 2010,emang semangat Teh Indar tidak pernah padam. Yg ada semakin bergelora

Annafi mengatakan...

Pengalamannya Bu Indari menarik banget, masyaallah! Semoga aku ada kesempatan ikut pelatihan yang diadakan beliau nanti

Arda Sitepu mengatakan...

Sosok keren yang patut jadi inspirasi mbak apalagi memang fokus untuk meningkatkan kemampuan menulis bagi perempuan Indonesia. Keren banget sosoknya jadi semangat buat komunitas menulis indi gini juga mbak.

Jeanette Agatha mengatakan...

aku pernah sekali datang ke base camp Indscript dan ketemu sama Teh Indari. Beliau humble banget ya dan ga pelit ilmu. Semoga Indscript selalu bisa menginspirasi dan banyak perempuan Indonesia yang semakin kreatif :)

Lina Muryani mengatakan...

Coba tiap daerah ada ibu indari pasti bangsa ini siap menghadapi apa pun itu

Okti Li mengatakan...

Semoga semakin banyak Indari Mastuti lainnya yang bisa membawa perubahan pada dunia perempuan. Membawa semangat, optimistis dan keyakinan kalau perempuan bisa berdaya juga

Efa Butar butar mengatakan...

Menginspirasi bangett. Pencapaian Mba Indari buanyak banget yaaa. Takjub.

Makin takjub lagi sama tabrak pola yang Indscript coba ajukan ke penerbit. Emang bisa ya Mba, setor judul dulu lalu berikutnya dibuatkan outline sesuai judul? Menarik ini

Rach Alida Bahaweres mengatakan...

Tantangan pertama yang doperoleh menjadi tolak ukur kesuksesan yang syukurlah hingga kini masih bertahan ya mba

Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) mengatakan...

Sosok mbak Indari Mastuti ini sangat menginspirasi ya mbak, aku setuju nih kalau kita tuh jangan bosan untuk belajar. Mencoba hal-hal baru diluar kebiasaan ku rasa juga perlu deh, dan yang paling penting itu konsisten dengan apa yang kita kerjakan.

Antung Apriana mengatakan...

Keren banget pencapaian mbak Indari. Benar-benar penuh perjuangan ya ternyata membesarkan usahanya. Salut

Fenni Bungsu mengatakan...

Sosok Ibu Indari banyak memberikan makna mendalam bagi para ibu yang akhirnya menemukan passion cantiknya yaitu menulis.

Dee_Arif mengatakan...

Teh indari menjadi teladan yang baik.

Bahwa meski di dalam rumah, perempuan bisa tetap berdaya

Qoty Intan Zulnida mengatakan...

Membaca kisah teh Indari seakan melecut semangat kita perempuan Indonesia untuk lebih produktif berkarya sehingga bisa berdaya dari rumah ya mba. Masya Allah perjuangan beliau sungguh luar biasa... Inspiratif banget

lendyagasshi mengatakan...

Sungguh takjub membaca pengalaman dan jatuh bangun beliau membangun Indiscript.
Dan benar saja, usaha tidak akan mengkhianati hasil yaa..
Sukses selalu, komunitas IIDN, Emak-Emak Pintar, dan Indiscript.

Mutia Ramadhani mengatakan...

Sering banget baca profil Bu Indari. Saya langsung kagum sama beliau. Bulan ini berarti IIDN genap satu dekade yaaa.Waaah senangnya.

Triani Retno A mengatakan...

Aku nulis di media cetak sejak 1997. Masuk ke penerbitan buku tahun 2005. Memang butuh tekad dan kesabaran buat bisa konsisten menulis :)

Visya Al Biruni mengatakan...

Mbak.. aku juga kenal teh Indari. Bahkan sejak masih SMA, udah gabung di IIDN. Sosok wanita pekerja keras banget teh Indari. Banyak belajar dari beliau :)

Susi Susindra mengatakan...

Saya jadi pengen ikut antri di BUKUIN, nih Mbak. Masih berapa antrian, ya.

Hmm... membaca kiprah dan apa saja yang telah dilakukan oleh Mbak Indari membuat saya merasa terpantik untuk bergerak dalam scope yang saya bisa.

Li Partic mengatakan...

Memang kreatif sekali Teh Iin ini. Selalu ada inovasi baru di setiap tahunnya.

Seftinaqurnia mengatakan...

Masyaallah keren banget ini mAh menginspirasi sekali langkah Dan apa yang diperbuat mba indari

Marfa mengatakan...

Tabrak pola ya jadi ngirim judul buku dulu baru ngomongin outline, betul2 ide yang kece karena banyak dulu seperti menebar jaring namun kemudian diseriusi. Langkah yang berani :D

Asih Mufisya mengatakan...

Ibu Indari benar-benar jadi insprasi. Terus bersemangat untuk menelurkan buah pikirnya yang selalu inovatif dan berkembang. Salam semangat Bu Indari.

Farahdjafar mengatakan...

Wahh keren banget kak dapat menginspirasi teman lainnya

Wenda Witrasari mengatakan...

Luar biasa banget ibu Indarti ini pencapaian nya ya

Nyk Mlg mengatakan...

Wow Teh Indari Mastuti keren bnget dan inspiratif. Selalu ada visi dan misi yg jelas di setiap aktivitasnya. Top bingits.

Ilman Nafian mengatakan...

Pengalaman indari sudah teruji dengan kesuksesan yang ia jalani. Tentu saja, pengalaman ini tidak terlepas dari jatuh bangun yang ia geluti sebagai penulis. Berbuah manis dengan didirikan nya Indiscript, perlu kita tiru semangat juangnya.

Melina Sekarsari mengatakan...

Indscript ini adalah contoh usaha yang dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Mau sepi orderan, di ambang kebangkrutan, pemiliknya serius merawat dan membawanya kembali terbang

www.grandysofia.com mengatakan...

aku selalu bersama teh Iin itu sewaktu masih aktif kerja di pabrik waktu tahun 2016 salut banget sama movement nya beliau untuk memberdayakan para perempuan, keren banget!

Jual U Ditch Megacon mengatakan...

selalu bangga melihat wanita seperti ini...