Bhrisco Jordy Dudi Padatu, Penggagas Papua Future Project untuk Anak Papua.

Bhrisco Jordy Dudi Padatu adalah warga Papua yang lahir di Manokwari, Papua Barat. Bhrisco pun telah menempuh pendidikan sarjananya di President University, Jakarta. Bhrisco adalah Penggagas terbentuknya komunitas anak muda bernama Papua Future Project. Dalam project ini, anak-anak Papua diajak supaya bisa mengenal literasi dan bisa belajar pelajaran dasar yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya terutama untuk daerah-daerah 3T yaitu daerah yang terdepan, tertinggal dan terluar. Daerah-daerah ini lebih difokuskan sebagai bentuk project pendidikan yang digerakkan oleh Bhrisco. Diharapkan nantinya anak-anak Papua bisa mengenal pendidikan sehingga tidak tertinggal dalam segala hal. Terutama di jaman yang sekarang sudah serba maju dan berteknologi digital. Supaya anak-anak Papua bisa melanjutkan kehidupan mereka di masa depan di tengah gempurnya kemajuan teknologi digital saat ini. Pendidikan di Papua memang belum menyebar secara keseluruhan, karena nyatanya masih banyak anak-anak Papua tak berpendidikan.



Pendidikan adalah hal yang dasar dan fundamental di negeri kita. Dengan pendidikan kita bisa menguasai dunia bahkan kualitas sumber daya manusia akan menjadi lebih baik dan berkualitas. Anak-anak bisa lebih maju lagi dalam segala hal sehingga bisa mengangkat derajat orang tuanya. Yang menjadi permasalahan adalah pendidikan untuk anak di Papua ini sangat minim srkali. Melalui Papua Future Project ini, diharapkan anak-anak Papua menjadi lebih maju lahi. Dalam project ini anak-anak diajatkan berhitung, membaca, menulis, berkesenian, pengembangan diri, pendidikan kesehatan lingkungan dan juga dampak perubahan iklim. Semuanya diberikan kepada anak-anak Papua sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka.

Papua Future Project ini didirikan sejak tahun 2020 dan tetap sampai dengan sekarang konsisten mengajarkan pendidikan untuk anak-anak Papua. Materi pembelajaran yang diberikan sangat kontekstual dengan kehidupan sehari-hari mereka sehingga lebih mudah ditangkap dan dipahami. Selain itu, apa yang diajarkan juga diselarakan dengan kehidupan dan adat istiadat yang ada di Papua supaya mudah dipahami dan tidak membebankan anak-anak Papua. Pendidikan yang diberikan juga sambil bermain agar anak-anak merasa nyaman belajar.


Papua Future Project ini mengusung motto "Every Child Matters". Anak Papua yang belajar dalam project ini tidak perlu membayar alias gratis. Program ini dilakukan seminggu sekali dengan sukarela. Awalnya pelaksanaan project ini yaitu di Pulau Mansinam yang terletak di Kota Manokwari, Papua Barat. Pulau Mansinam adalah sebuah pulau yang berperan penting di Papua dengan luas wilayah 2,5 kilometer bujur sangkar. Pulau ini berpenduduk sekitar 3.000 jiwa. Namun sayang, masih banyak penduduknya yang buta huruf dan tidak bisa menempuh pendidikan yang layak. Keindahan pulau ini akan terlihat dari alamnya yang sangat eksotis. Pantas saja Pulau ini menjadi pulau yang sering dikunjungi wisatawan. Yang menjadi daya tariknya yaitu nilai sejarah religi yang ada di pulau ini. Wisatawan datang untuk memperingati hari Pekabaran Injil di Tanah Papua yang diadakan setiap tanggal 5 Februari. Hingga akhirnya pulau ini ramai dan menjadi pulau wisata.

Pelaksanaannya tidak hanya di Pulau Mansiman saja, tetapi juga seluruh daerah terpencil yang ada di Papua. Selain menjalankan program literasi untuk anak-anak kampung juga mendirikan program pojok baca dan donasi buku. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat untuk mereka karena literasi yang kurang.

Program ini sudah dijalankan di 13 kampung Papua dan 700 anak- anak Papua terutama di Papua Barat Daya dan Papua Barat. Jumlah yang cukup banyak dan menjadi tanggung jawab project yang dijalankan oleh Bhrisko. Untuk jumlah relawannya yaitu sebanyak 250 relawan yang ikut membantu kelancaran project. Relawan yang ikut serta dari seluruh Ondonesia. Pembelajarannya dilakukan baik offline maupun online.

Meskipun ada beberapa masyarakat di Pulau Mansinam sudah menempuh pendidikan bahkan sampai SMP, tetapi daya baca dan tulis mereka masih kurang lancar.

Papua Future Project ini juga melakukan kerja sama dengan beberapa pakar/ahli dan juga bekerja sama dengan beberapa NGOcontohnya adalah Unicef Indonesia. Tujuan dari kerja sama tersebut adalah supaya bisa membuat pembelajaran holistik. Pembelajaran holistik yang dimaksud adalah kepedulian lingkungan, memperkuat basic literasi, pemanfaatan teknologi, bahasa inggris, karakter dan sebagainya.

Berkat gagasannya tersebut, hingga akhirnya Bhrisco Jordy Dudi Padatu mendapat peraih penghargaan Satu Indonesia Award tahun 2022 dari Astra Indonesia. Usahanya meraih penghargaan terbaik dan berhasil melepaskan anak Papua dari jeratan buta huruf dan buta pendidikan.

Harapan dari Bhrisco Jordy Dudi Padatu adalah semoga Papua Futur Project ini ke depannya bisa lebih baik lagi dan ikut serta dalam mengembangkan pendidikan dan pelatihan secara profesional tentang pengembangan komunitas, kurikulum, dan advocacy. Anak Papua tidak hanya mendapat pendidikan yang standar saja, tapi bisa mendapatkan semua bidang pendidikan secara inklusif.

Tidak ada komentar