Masih ingat nggak pelajaran IPA di sekolah, khususnya pelajaran Biologi. Disebutkan bahwa Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui adalah salah satunya hutan. Mengapa hutan? Karena hutan adalah sumber daya alam yang tidak akan pernah habis, karena selalu ada siklus pembaharuannya. Namun, meskipun tidak pernah habis, kita tidak serta merta abai dan semena-mena dalam pelestariannya. Kita tetap harus menjaga hutan dengan baik dan melestarikannya demi kebaikan #UntukmuBumiku dan tidak merusak keseimbangan ekosistem.
Tentang Jakarta dan Lingkungannya
Belakangan ini aku agak risih ya, karena alam Jakarta tempat yang aku tinggali saat ini kalau di pagi hari ketika mau berangkat kerja tampak seperti tertutup kabut. Padahal sebenarnya bukan kabut lo tapi polusi udara. Kok bisa sih ya? Jakarta ini bukan kota yang terletak di pegunungan, jadi tidak mungkin ada kabut di pagi hari. Lingkungan yang tampak sekarang terasa diselimuti awan abu-abu. Tampak suram dan tak segar dilihatnya. Terasa tak ada penghijauan yang membuat mata segar saat keluar pagi hari. Entah apa yang terjadi dengan kota Jakartaku saat ini.
Memang kuakui, Jakarta terlalu sesak dan padat. Bangunan masif dan gedung-gedung tinggi seolah berlomba untuk menunjukkan jati dirinya msing-masing. Mereka seolah membutuhkan pengakuan di mata manusia. Sehingga melupakan bagaimana tata ruang kota yang baik dan seharusnya. Peruntukan lahan di suatu perkotaan harus sesuai dengan Undang-undang yang ada. Ada pembagian yang sesuai dan seimbang antara Ruang Terbangun dan Ruang Tata Hijau. Padahal menurut UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang ditegaskan bahwa proporsi RTH kota adalah minimal 30 % dari luas wilayah. Dan menurutku Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta sangat jauh dari 30%. Namun kini kota Jakarta mulai berbenah dengan memperbanyak RTH dan membuat taman-taman hijau untuk keseimbangan alam. Keberadaan RTH ini bisa mengurangi polusi udara yang ada. Karena pepohonan yang ada akan menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan juga pabrik-pabrik. Jakarta tak hanya sesak dengan kendaraan bermotor, tapi juga dikelilingi oleh pabrik-pabrik yang berada di pinggiran kota.
Yang menjadi PR adalah pembangunan perumahan oleh developer dan perusahaan properti, karena sebagian besar rumah dan gedung yang dibangun, masih belum menerapkan peraturan yang ada. Ruang terbuka Hijau sangat minim sekali bahkan tidak mencapai 30% dari luas lahan. Hal ini pun dikarenakan luas lahan yang dibangun sangat sempit dengan kebutuhan ruang yang besar, sehingga mengorbankan keberadaan Ruang Hijau (taman). Ditambah lagi harga tanah dan bangunan yang semakin mahal. Benar-benar, menjadi perhatian bagi kita masyarakat, pengusaha dan juga pemerintah saat membangun lahan terbangun.
Keberadaan Jakarta yang saat ini sangat kritis dengan tertutupnya kota oleh polusi udara sehingga membuat suasana kota tampak suram dan berkabut, menjadi sebuah hal yang penting untuk segera ditindak lanjuti. Sedih sih. Karena kesadaran masyarakat juga masih kurang. Yang terpenting adalah kepedulian dari diri kita sendiri dulu. Dalam lingkup yang kecil terlebih dahulu.
Ditambah lagi, saat ini di Indonesia, lagi musim kering. Sehingga tanaman-tanaman banyak yang kekeringan karena kekurangan air. Air tanah yang mengalir dari PAM pun menjadi keruh, karena benar-benar masih kekeringan. Dampaknya ya, debu semakin banyak, polusi udara pun semakin bertambah. Semoga saja ya musim kering ini segera berlalu dan berganti dengan musim hujan. Kekeringan pun bisa tertangani. Akibat perubahan iklim yang drastis inilah, timbul juga beberapa penyakit yang menjangkit manusia, seperti flu, batuk, panas dingin, gatal-gatal, diare dan lainnya. Akibat cuaca dan iklim yang tak menentu.
Tentang Hutan Kota
Jakarta hanya memiliki beberapa hutan kota saja. Padahal keberadaan hutan ini penting demi keberlangsungan makhluk hidup. Tak hanya di Jakarta, di seluruh sudut kota di Indonesia, keberadaan hutan sangat penting sekali. Oleh karena itu hutan itu harus dilestarikan dan jangan sampai hilang. Hutan disebut sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui, karena proses terbentuknya hanya dalam waktu singkat. Ada dua cara proses pembentukan hutan yaitu:
1. Pembaharuan hutan dengan cara reproduksi. Hutan adalah ekosistem dimana tempat keberadaan tanaman, hewan dan makhluk hidup terkecil sekalipun yang hidup di dalamnya. Mereka satu kesatuan ekosistem yang tak dapat dipisahkan. Jika salah satu rusak atau mengalami kehancuran, maka akan merusak habitat hidup lain yang ada di hutan. Setiap makhluk hidup yang ada di hutan baik pohon, dan hewan pasti mengalami reproduksi yang berkesinambungan. Proses reproduksi inilah yang membuat hutan akan terus bisa diperbaharui. Akan terus hidup dan terjaga masa depannya. Reproduksi makhluk hidup di hutan ini, membantu hutan terus berproses dan berlangsung dalam ekosistemnya.
2. Pembaharuan hutan dengan proses siklus. Perkembangan dan pertumbuhan hutan pasti mengalami siklus. Siklus yang terjadi tentu saja sesuai dengan iklim, udara, dan cuaca serta campur tangan manusia juga. Namun kualitas dan kuantitas siklus hutan akan mengalami penurunan apabila ada hal-hal yang mengganggu dan merusak ekosistem mereka.
Sekarang kita lihat di beberapa kota besar di Indonesia, hutan kota apakah sudah mencakup 30% dari luas wilayah kota tersebut? Ternyata hampir tidak ya. Inilah yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan perubahan iklim. Berikut adalah hal-hal yang bisa merusak ekosistem dan siklus dari hutan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitasnya yaitu:
1. Adanya pencemaran udara. Pencemaran udara ini bisa saja dari asap pabrik, asap pembakaran, polusi udara berupa polusi dari asap kendaraan bermotor. Kualitas udara di hutan akan mengalami penurunan akibat polusi udara sehingga menyebabkan kualitas atmosfer pun menurun. Inilah yang membuat hutan tidak akan mengalami keseimbangan siklusnya.
2. Adanya Penebangan hutan. Penebangan hutan terutama yang secara terus menerus tentunya akan merusak ekosistem hutan. Kualitas dan kuantitas air tanah juga akan terpengaruh dan mengalami penurunan. Jika air tanah rusak maka akan berpengaruh terhadap siklus hutan. Tanaman dan hewan yang hidup di dalam hutan akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas juga, karena kurangnya tanaman yang ada. Apalagi jika penebangan hutan sampai gundul. Ekosistem akan terganggu.
Hutan yang ada di Indonesia ini perlu dilestarikan. Tetapi jika hutan rusak, maka akan menyebabkan hal berikut:
1. Banjir. Banjir akan terjadi, jika hutan dan ruang terbuka hijau gundul atau minim. Air hujan yang turun tak kan mampu ditampung dan diserap oleh akar pohon-pohon. Pohon-pohon yang ada di hutan inilah yang akan menampung air yang turun sebagai tempat cadangan minuman bagi mereka.
2. Longsor. Jika hutan rusak, pohon gundul, ekosistem terganggu, maka tanah akan mengalami kekeringan. Tanah tidak gembur lagi dan mengalami kelongsoran, sebab tidak ada akar-akan pohon yang bisa menahan tanah sebagai tempat hidup mereka.
Tentang Perubahan Iklim
Perubahan iklim dan perlindungan hutan adalah dua hal yang saling berkaitan. Jika salah satunya terganggu, maka akan mengganggu yang lain. Jika hutan rusak atau mengalami ketidakseimbangan, maka akan mempengaruhi perubahan iklim yang ada di Indonesia. Ini sudah menjadi isu global ya. Seperti saat ini, Aku tinggal dan hidup di ibukota Jakarta. Sebuah kota di Indonesia yang menurutku sangat padat dengan penduduknya. Padat dan penuh sesak serta penuh dengan gedung-gedung tinggi dan bangunan-bangunan masif. Dengan adanya bangunan-bangunan masif dan gedung tinggi sehingga makin membuat ruang hijau berkurang. Taman-taman berkurang dan akhirnya membuat kesimbangan alam pun terganggu.
Contoh dari perubahan iklim yaitu, naiknya suhu pada permukaan bumi tentunya akan memicu mencairnya es di kutub, suhu ekstrim, kebakaran hutan dan lahan serta badai. Jika nanti terjadi hujan dengan intensitas yang lebih banyak maka akan memfasilitasi pengangkutan bakteri, nitrogen dari aktivitas manusia di permukaan menuju saluran/sungai/danau/waduk akibatnya air akan tercemar. Kita ketahui bahwa negara Indonesia ini berpotensi sangat rentan terhadap perubahan iklim yang bisa menimubulkan adanya El Nino (curah hujan rendah) dan La Nina (curah hujan tinggi). La Nina inilah yang bisa menyebabkan pola tanam, periode tanam, produktivitas panen dalam bidang pertanian menjadi berubah, sedangkan El Nino bisa menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan. Artinya Indonesia adalah negara yang menjadi kontributor utama terhadap perubahan iklim akibat dari tingginya laju deforestasi baik melalui skema perizinan penggunaan lahan dan hutan pada skala kecil dan besar
Kurangnya ruang hijau akan menyebabkan banjir dan kekeringan. Karena ruang hijau adalah tempat terbaik untuk penampungan air hujan sebagai persediaan air dan kebutuhan air untuk manusia. Apalagi sekarang makin banyak dibangun perumahan-perumahan yang sangat minim sekali lahan hijau. Perumahan yang ada dibangun hanya sekedar untuk kepentingan bisnis saja untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi manusia. Para developer tidak memikirkan bagaimana seharusnya dalam membangaun ruang terbangun artinya persentasi antara ruang hijau dan ruang terbangun kurang diperhatikan lebih dalam. Terlebih lagi jika para punghini rumah yang menempati rumah tersebut, mulai merenovasi rumahnya sehingga seluruh rumahnya terbangun oleh semen dan bangunan masif demi memenuhi kebutuhan ruang rumahnya. Sehingga ruang hijau yang ada meskipun kecil, sudah tidak ada lagi tertutup semen karena dibuat rruang baru maupun garasi.
Melihat hal tersebut, kita gali lebih dalam. Jika terjadi hujan kemanakah air hujan akan mengalir dan terserap, tidak ada biopori atau tempat penampungan air hujan di tiap-tiap rumah yang ditempati. Saluran air pun banyak sampah dan menyumbat aliran air hujan untuk mengalir. Akibatnya menyebabkan banjir bila terjadi musim hujan. Tentu saja hal ini merugikan lingkungan alam dan manusia juga.
Alasan melindungi hutan untuk mengatasi perubahan iklim.
1. Emisi yg ditimbulkan oleh deforestasi dan dehradi hutan mencapai 20% dari seluruh emisi gas rumah kaca ( GRK) per tahunnya. Justru hal ini menunjukkan angka yang lebih besar daripada dari emisi yang dikeluarkan.oleh sektor transportasi secara global. Hutan akan mengeluarkan emisi yang lebih besar daripada kendaraan bermotor seperti mobil, sepeda motor, pesawat udara, truk dan kapal laut. Hal ini terjadi karena , alasannya adalah:
2. Jika hutan kita gundul dan sering ditrbangi pohon-pohonnya, maka biomassa hutan yang tersimpan di dala pohon lama-lama akan membusuk dan terurai. Sehingga akan mengahsilkan karbondioksida ( Co2) sehingga menyebabkan konsentrasi GRK di atmosfer yang memerangkapmpanas yang dipancarkan permukaan bumi. Kawasan hutan melindungi sejumlah besar karbon yang tersimpan di bawah tanah. Seperti contohnya saat hutan dibakar atau dikeringkan, , maka emisis karbon yang dikelaurakan tidak hanya terbatas pada tanaman yang ada di hutan, bahan organik yang ada di dalam tanah, juga nanti akan terurai dan menghasilkan CO2. Kalau kta ketahui, bahwa hutan gambut akan menghasilkan banyak.karbon di bagian bawah permukaan daripada di bagian atas permukaannya.
Kalau hutan kita kehabisan pohon-pohon yang tumbuh, maka hutan akan kehilangan sumberdaya yang seharusnya mampu menyerap karbomdioksida yang ada di atmosfer. Namun satunpohon sangat berarti dalam menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh bumi. Oleh karena itu keberadaan satu pohon itu sangat berharga sekali demi keberlangsungan oehidupan bumi lebih baik lagi. Akibatnya jika kekurangan pohon di hutan maka cadangan karbon di darat akan berkurang atqu bahkan hilang dan akan kehioangan ekosistem yang bisa menyerap karbon di atmosfer.
Peran Pemerintah dan Muda Mudi Bumi Terhadap Lingkungan
Apa yang harus kita lakukan sebagai #MudaMudiBumi untuk menyelamatkan lingkungan ?
Upaya pemerintah:
1. penyuluhan. Pemerintah seharusnya melakukan penyuluhan-penyuuhan ke berbagai lapisan dan tempat di masyarakat. Pentingnya menjaga lingkungan alam dan sekitarnya. Apa bahaya yang akan terjadi jika lingkuangan alam yang kita huni ini rusak. Tak hanya kepada orang yang berpendidkan saja, tetapi penyuluhan juga diberikan kepada orang awam yang masih tidak mengerti pendidikan. Penyuluhan tidak hanya berupa penyuluhan dengan melakukan penjelasan saja, tapi perlu dilakukan praktek juga secara langsung. Misalnya melakukan penanaman pohon di hutan bersama-sama, membuat taman-taman kecil di rumah dengan ditanami pohon, membuang sampah di tempatnya, mendaur ulang sampah, dan lainnya.
2. Bimbingan. Selain memberikan penyuluhan, masyarakat kita ini perlu dibimbing dengan telaten. Bimbingan yang dimaksud adalah dengan rutin mendatangi masyarakat dan membimbing mereka bagaimana menjaga lingkungan dan ekosistem. Contohnya, jika ada masyarakat di suatu daerah sudah membuat taman kecil di daerahnya. Pemerintah perlu membimbing, dengan mendatangi secara rutin tempat tersebut. Menanyakan apa kebutuhan masyarakatnya, apa yang perlu dibantu dan kesulitan apa yang dihadapi. Sampai akhirnya mereka benar-benar bisa mandiri menjadi masyarakat yang menjaga lingkungan dengan kesadarannya sendiri.
3. Pendidikan. Pendidikan tentang pelestarian lingkungan, hutan, perubahan iklim dan yang berkaitan dengan itu semua, perlu diberikan kepda seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan beasiswa kepada masyarakat tentang ilmu lingkungan. Tak hanya beasiswa, tapi pemerintah juga membuat buku-buku yang berhubungan dengan pelestarian lingkunga, membuat seminardan webinar secara online dan lainnya. Perlu juga dilakukan kerjasam internassional dengan melakukan pertukaran pelajar. Saling berbagi ilmu pengetahuan dan bertindak bersama. Melalui pertukaran pelajar, akademis, teknis dan perekonomian, kita bisa belajar dengan lebih baik antara satu dengan lainnya dan bisa menemukan solusi.
4. Penelitian. penelitian ini dibutuhkan dan perlu dilakukan oleh pemerintah. Misalnya tentang perubahan iklim yang menyebabkan indonesia berpolusi ini apa saja. Penelitian ini butuh proses dan waktu dan harus diketahui akar permasalahannya apa yang menyebabkan perubahan iklim dan rusaknya ekosistem.
Upaya masyarakat dan muda-mudi Indonesia:
1. Upaya pelestarian udara. Masyarakat dan muda mudi perlu melakukan pelestarian udara dengan cara mengurangi emisi dan polusi udara. Kendaraan bermotor memang tidak dapat dipungkiri sangat dibutuhkan selama hidup di kota Jakarta ini. Tapi penggunaannya harus bijak. Boleh menggunakan kendaraan bermotor selama itu jaraknya susah dan jauh dijangkau. Tetapi jika jaraknya masih dekat, misalnya dari rumah mau ke supermarket terdekat sebaiknya cukup berjalan kaki saja. Tidak perlu memakai sepeda motor atau mobil. Jalan kaki selain mengurangi emisi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor, juga bisa menyehatkan. Selama ini kita sangat jarang kan berolahraga. Saking keenakannya naik kendaraan bermotor, sampai lupa esensi dari jalan kaki tersebut.
2. Membuat raung hijau di sekitar rumah. Meskipun lahan yang kita miliki sangat kecil sekali kemungkinan untuk membuat lahan hijau, tapi usahakan lahan hijau tetap ada. Caranya adalah menempatkan pot-pot tanaman hijau di halaman rumah. Baik itu diletakkan di lantai/teras atau digantung.
3. Membuat biopori atau tempat serapan air. Jika di lahan yang kita punya benar-benar terbatas untuk untuk biopori akibat tertutup oleh semen, usahakan menempatkan bak penampungan untuk menampung air hujan. Air hujan yang ditampung ini bisa dimanfaatkan bila kondisi dalam kesulitan air atau sedang berada di musim kemarau. Bagi yang baru membuat rumah atau ruang terbangun, rencanakan supaya membuat biopori.
3. Membudayakan untuk menyayangi hewan dan tanaman yang ada di lingkungan kita. Keberadaan tanaman dan hewan ini adalah serangkaian penting dalam ekosistem alam. Jika mereka rusak dan hilang, maka ekosistem alam menjadi tidak seimbang sehingga iklim pun akan terganggu termasuk juga dengan kehidupan manusia.
4. Mencegah melakukan pembakaran apapun. Melakukan pembakaran benda apapun itu sebenarnya tidak diperbolehkan karena asapnya sangat mengganggu dan menyebabkan polusi. Selain itu, jika melakukan pembakaran di musim kemarau, bisa menyebabkan kebakaran secara luas.
5. Melakukan gaya hidup yang modern dan ekonomis, tanpa mengabaikan kelestarian alam. Misalnya dengan menggunakan batrang-barang yang ramah lingkungan dan mudah di daur ulang. Pembatasan penggunaan plastik dan bahan-bahan yang susah dilebur. Menghemat penggunaan listrik dimanapun. Jika sudah selesai segera dimatikan.
6. Melakukan pembangunan TPA sanitary landfill yang berfungsi untuk pengurangan emisi gas metan dan karbon.. hal ini bisa dilakukan bersma-sama dengan instansi dan pemerintah.
7. Melakukan uji emisis pada setiap kendaraan yang kita pakai dan memasang catalitic converter terutama pada kendaraan yang bisa mengasilkan gas buang lebih dari ambang batas. untuk uji emisi ini selalu lakukan rutin supaya gas buangnya terfilter dengan baik.
Kesimpulan
Harapanku sebagai muda mudi Indonesia adalah, kondisi Indonesia ini menjadi lebih baik lagi ke depannya. Memang perubahan iklim saat ini menjadi isu global, tetapi kita sebagai muda mudi tetap menjaga supaya alam tetap lestari dan mencegah perubahan iklim yang drastis. Perbaikan perlu dilakukan dalam segala hal dan melibatkan orang banyak, baik masyarakat maupun pemerintah.
Berawal dari diri sendirilah dan kesadaran dari diri sendiri, dalam melakukan perubahan terhadap dampak lingkungan lebih baik. Karena apa yang ada di diri kita dan apa yang kita lakukan pasti dampakanya akan mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal baik juga, terutama dalam pelestarian lingkungan dan hutan.
Tidak ada kata terlambat untuk berubah, yang lebih baik adalah dimulai sejak hari ini dan sekarang. Semuanya memang butuh proses. Tetapi setiap proses pasti akan membahkan hasil. Demi masa depan dan mewarisi hal-hal baik untuk lingkungan yang baik bagi generasi kita berikutnya. Apa yang kita tanam, bisa diteruskan oleh penerus kita.
Rasa kepedulian itu penting dalam bermasyarakat. Tidak hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga lingkungan sekitar. Jika kita peduli apa yang terjadi dengan lingkungan sekitar kita, maka dunia akan nyaman dan tentram. #UntukmuBumiku, kita sebagai #MudaMudiBumi harus menjadi #TeamUpForImpact dan #BersamaBergerakBerdaya dalam pelestarian lingkungan terutama hutan alam sehingga perubahan iklim yang timbul tidak menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Indonesiapun menjadi lebih baik dengan kesehatan masyarakatnya yang semakin baik.
Nah buat kamu, "Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!”
Tidak ada komentar
Posting Komentar