Made Agus Janadarna, Pelopor Wajah Plastik Dari Sampah

Sampah selalu menjadi masalah yang tak kan habis dibicarakan dan ditangani. Sudah rahasia umum, bahwa sampah yang dihasilkan di masayarakat, penanganannya agak susah. Terutama menyangkut masyarakat Indonesia pada umumnya. Sampah rumah tangga adalah yang paling banyak dihasilkan, baik itu organik maupun non organik.

Sampah non organik, adalah sampah yang selalu menjadi pertimbangan bagaimana untuk mengelolanya. Seorang pemuda bernama Made Agus Janardana, sangat terusik sekali dengan adanya sampah di lingkungannya. Terutama sampah plastik yang susah sekali untuk diurai. Bahkan butuh ribuan tahun agar plastik itu bisa benar-benar terurai. Sampah plastik ini menjadi permasalahan besar yang tak akan pernah selesai ditangani.

Meskipun banyak penyuluhan tentang bahaya sampah plastik kepada masayarakat, tapi sangat susah untuk diterapkan. Masing-masing individu masih belum ada kesadaran agar bijak dalam penggunaan sampah plastik.

Atas permasalahan tersebut, Made Agus Janardana , yang lahir di Singaraja, Bali 23 Januari 1990, tergerak hatinya untuk menyelesaikan masalah sampah plastik ini. Peran pentingnya adalah dengan mendirikannya sebuah kewirausahaan sosial yang berbasis lingkungan yaitu dengan adanya karya seni kreatif Wajah Plastik. Wah apa ya itu? Hal tersebut dimaksudakn supaya bisa meminimalisir adanya sampah plastik yang makin hari makin banyak dan tidak dapat ditanggulangi lagi.

Tentang wajah Plastik

Wajah Plastik yang didirikan oleh Agus adalah sebuah ciptaan karya seni ilustrasi wajah yang bahannya yaitu dari limbah plastik kemasan sekali pakai. Sebenarnya Wajah Plastik ini merupakan bagian dari inovasi yang dikembangkan oleh Yayasan Sahabat Bumi Bali yang dimulai sejak tahun 2016. Sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan serta pengelolaan sampah organik dan plastik. Sampah-sampah yang ada dikelola dengan baik dan diaur ulang lagi sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat kembali bagi masyarakat. Pengelolaan sampah ini tentunya menjadi pertimbangan yang sangat signifikan.



Sebagai lulusan S2 bidang komputer, pemuda bernama Made Agus Janadarna dengan keahlian di bidang komputer, mengelola sampah dengan cara membuat desain grafis berupa edukasi mengenai sampah plastik mulai dari cara memilahnya sampai dengan cara mengelola sampah plastik. Edukasi yang disampaikan dengan desain grafis tersebut, dimaksudakan supaya masyarakat bisa paham. Tentunya edukasi yang disampaikan akan disebarkan kepada masyarakat berupa edukasi dan kampanye bagaimana cara mengurangi penggunaan sampah plastik.

Wajah plastik yang dibentuk oleh Made Agus, sebagai bentuk kepedulian pemuda tersebut terhadap lingkungan. Berharap agar masyarakat mampu teredukasi, termotivasi, dan terinspirasi dalam penyelamatan lingkungan terhadap penggunaan sampah. Keprihatinnya terhadap makluk hidup di laut seperti ikan paus sperma yang ternyata di dalam tubuhnya banyak terdpat tumpukan sampah yang awalnya dianggap makanan. Akibat hal tersbut, menyebabkan ikan paus tersebut mati hingga terdampardi pesisir pantai. Kejadian ini sangat memprihatinkan sekali. Kalau hal ini terjadi terus- menerus, maka ekosistem lautan akan rusak, hewan laut akan banyak yang mati, air laut tercemar dan lainnya.

Dalam membentuk Wajah Plastik, Made Agus banyak mendapatkan dukungan baik dari keluarganya, temannya, bahkan masyarakat sekitarnya. Bahkan pemerintah dan instansi swasta juga turut mendukung, sehingga dia diberikan beberapa bantuan dalam mengembangkan Wajah Plastik. Bantuan yang didapatkannya yaitu berupa bantuan dukungan moral, bantuan dalam menyebarkan informasi, dan bantuan kerja sama.

Berikut adalah beberapa bantuan yang didapatkan oleh Made Agus:


1. Bantuan dari pemerintah berupa pinjaman dana untuk usaha sejumlah 20 juta. Bantuan tersebut diberikan kepada AMde Agus sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilannya dalam memenangkan event StartUp Challenge di provinsi Bali. Bantuan ini tentu saja demi mendukung usaha pengembangan Wajah Plastik yang dididrikan oleh MAade Agus.

2. Bantuan dari pemerintah dengan memberikan kesempatan kepada MAde Agus untuk mengadakan pameran-pamaeran dari produk yang dihasilkan dari Wajah Plastik.

3. Bantuan dengan memberikan kesempatan kepada Made Agus agar melakukan pameran dan mengikuti festival-festival yang ada.

Dengan dukungan-dukungan dan bantuan tersebut, Made Agus sangat bersyukur sekali, ternyata apa yang dibuatnya mendapat dukungan penuh dari pemerintah, swasta dan masyarakat. Meskipun apa yang dilakukan hanya dibantu oleh beberapa teman, namun dia melakukannya sepenuh hati. Sampai akhirnya harus kewalahan dalam menangani pesanan yang datang. Karena apa yang dikerjakannya berhubungan dengan alat-alat elektronik, jadi pernagkat elektronik yang dipunyainya hanya sekedarnya saja. Inilah yang menjadi hambatan dia dalam menyelesaikan pesanan yang banyak datang. Tak hanya itu, hambatan lainnya yaitu Tidak adanya printer dalam mencetak pesanan yang makin banyak. Karena hal tersebut, menyebabkan beberapa pekerjaan terhambat waktu dan pengerjaanya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, MAde Agus harus pergi ke kota yang arajnya sangat jauh dari tempat usahanya dan butuh berjam-jam ke sana. Hal ini akan memakan waktu dan biaya serta kegiatan-kegiatan lainnya.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, akhirnya Made Agus mengajak keluarganya untuk diberdayakan dan diberikan pelatihan agar bisa diperbantukan saat melakukan pelatihan dan workshop serta pengerjaan Wajah Plastik.



Salah satu karya dari Made Agus ini adalah sebuah lukisan wajah plastik dengan teknologi digital desain grafis lalu dipadu padankankan dengan seni mendaur ulang sampah plastik kemasan. hasilnya adalah lukisan yang indah, kreatif dan bernilai seni. Made Agus juga adalah seorang guru di SMA Negeri 2 Tejakula .dia juga mengajarkan murid-muridnya membuat karya wajah Plastik sehingga dengan edukasi ini, bisa menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik yang makin menumpuk.

Aktivitas yang dilakukan oleh Made Agus dan muridnya akhirnya membuat dirinya dan sekolah tempatnya mengajar menjadi terkenal di massyarakat. Sehingga Made Agus menjadikan sekolahnya sebagai pusat pengembangan wajah plastik. Wah keren ya.

Sampai akhirnya banyak pengusaha-pengusaha yang ingin dibuatkan lukisan wajah plastik dirinya kepada MAde Agus. Tak hanya itu, kini banyak sekolah-sekolah tertular dan tertarik untuk mengadakan workshop pengelolaan sampah plastik menjadi lukisan wajah plastik. tak hanya sekolah-sekolah lainnya, ada juga beberapa Lembaga Pelatihan Kerja, Karang taruna, perguruan tinggi, dan kelompok masyarakat ikut tertarik terhadap Wajah Plastik dan cara pembuatannya terutama pembuatan lukisan Wajah Plastik yang makin dikenal masyarakat.

Hingga akhirnya Made Agus Janardana, mendapat penghargaan Satu Indonesia Award yang diadakan oleh Astra International Indonesia. Karena penghargaan tersbut, MAde Agus menjadi salah satu pemuda yang berperan penting terhadap perubahan lingkungan. Menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Tidak ada komentar