Seorang Gede Andika
Sebagai lulusan sarjana, Gede Andika melihat sebuah keprihatinan bahwa anak-anak di kampungnya banyak yang putus sekolah karena terkendala oleh perangkat dan jaringan. Termasuk kemampuan ekonomi dari masing-masing anak yang belum mampu memiliki perangkat daring untuk belajar di rumah saja. Terutama pada saat Covid 19 dimana anak-anak sekolah harus belajar dari rumah secara daring menggunakan perangkat smartphone atau komputer.
Gede Andika (sumber instagram Gede Andika) |
Sejak saat itulah, Gede Andika berniat untuk mengatasi masalah tersebut demi kemajuan anak-anak di kampungnya. Dia tidak ingin anak- anak tersebut putus sekolah begitu saja hanya karena sebuah teknologi. Dengan berhenti bersekolah, anak-anak justru membantu orang tuanya dalam mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Karena kebanyakan masyarakat di Bali adalah petani, jadi anak-anak pun ikut membantu orang tuanya bekerja seperti mencari rumput untuk ternak, membajak sawah, memanen. Sedangan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, anaknya ikut membantu berlayar mencari ikan atau sekedar mengangkut ikan dari kapal ke daratan. Sangat disayangkan sekali jika hal itu terjadi, maka pendidikan anak-anak Bali akan terhenti begitu saja.
Instagram Gede Andika |
Kredibali, Sebuah Inovasi Gede Andika
Keprihatinan Gede Andika terhadap putusnya anak-anak sekolah, membuat dia berpikir keras atas apa yang harus dilakukan untuk anak-anak tersebut. Bagaimana caranya supaya anak-anak tetap dapat ilmu dan pengetahuan terutama di masa Pandemi saat itu.
Gede melihat secara mendalam, bahwa Bali merupakan daerah yang potensi wisatanya sangat besar dan luas. Potensi wisata inilah yang harus digarap dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat Bali juga sehingga bisa memajukan perekonomian masyarakat Bali.
Berawal dari Jejak Literasi, muncullah Kredibali (sumber jejakliterasibali.org) |
Sebagai daerah wisata, Bali selalu dikunjungi oleh para wisatawan dari luar negeri yang pada umumnya menggunakan bahasa Inggris karena mereka sebagian besar belum memahami bahasa Indonesia. Melihat hal tersebut, Gede Andika bermaksud untuk mengajak dan mengajarkan anak-anak Bali belajar bahasa Inggris. Caranya yaitu dengan memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada mereka.
Akhirnya Gede Andika mendirikan sebuah wadah bagi anak-anak untuk belajar dengan nama KREDIBALI yaitu singkatan dari Kreasi Edukasi Bahasa dan Lingkungan. KREDIBALI adalah anak program dari Jejak Literasi Bali yang didirikan sejak tahun 2019. Anak- anak bisa belajar bahasa Inggris di KREDIBALI sehingga bisa lancar berbahasa Inggris dan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari mereka terutama bila berhadapan dengan turis asing yang bertebaran di Bali.
Namun, untuk mengikuti pelatihan Bahasa Inggris ini, anak anak diharapakan untuk membayarnya menggunakan sampah. Maksudnya bagaimana tuh? Iya, anak-anak yang belajar Bahasa Inggris harus membayar uang pelatihannya dengan membawa sampah plastik. Kita ketahui bahwa pariwisata yang cukup besar di Bali ini berpotensi menghasilkan sampah yang cukup banyak. Jadi anak-anak bisa memanfaatkan sampah plastik yang ada dengan ditukar kursus bahasa Inggris. Dengan begini, anak-anak selain mendapatkan ilmu bahasa Inggris juga bisa membantu menyelamatkan lingkungan Bali. Kelas bahasa Inggris tersebut dilaksanakan setiap hari Minggu dengan pembagian kelas basic, junior dan general. Pengajar yang ada sebanyak 6 orang termasuk Gede Andika, selain itu juga menggunakan relawan dalam pengajaran.
Gede Andika bersama anak-anak belajar Bahasa Inggris (sumber instagram Gede Andika) |
Cara lain untuk belajar bahasa Inggris yaitu anak-anak harus menyiram pohon yang sudah ditanam di hutan lindung dulu sebelum berangkat belajar atau kursus. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi hutan yang banyak mengalami penggundulan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Anak-anak diajak untuk belajar peduli terhadap lingkungan mereka. Istilahnya sekali dayung dua pulau terlampaui. Sambil belajar, anak-anak turut menjaga lingkungan juga.
Kredibali ingin mengajak dan mengajarkan anak supaya peduli dengan lingkungan. Mengajarkan kepada mereka bahwa sampah yang mereka kumpulkan dan ditukarkan itu juga bisa dimanfaatkan kembali dan menghasilkan karya yang bermanfaat juga. Sampah bukan sesuatu yang tidak mempunyai arti. Tapi sampah banyak memiliki arti karena sampah plastik bisa didaur ulang dan menghasilkan sesuatu yang berharga lagi. Diharapkan juga orang tua mereka memiliki kesadaran tentang arti sampah plastik dari anak-anaknya.
Belajar di kelas (sumber jejakliterasibali.org) |
Selain mengajarkan bahasa Inggris, Gede Andika juga mengajarkan pendidikan karakter kepada anak-anak seperti kepedulian dan empati terhadap lingkungan.
Anak-anak adalah generasi yang mudah dididik. Mereka bisa menjadi inisiator penggerak bagi masyarakat sekitar terutama dari bagian terkecil yaitu orang tua dan keluarga kecilnya. Anak-anak adalah penerus bangsa yang diharapkan bisa mengedukasi orang tua dan saudaranya untuk peduli pada lingkungan terutama sampah plastik. Sampah jika dibiarkan akan sangat merugikan dan membahayakan. Tetapi sampah akan memberikan banyak manfaat bila dikelola dengan baik dan benar.
Sampah-sampah yang dikumpulkan dan didapat dari anak-anak yang ikut kursus bahasa Inggris kemudian ditukarkan dengan beras dan dibagikan kepada para lansia yang kurang mampu.
Pencapaian dari KREDIBALI
Sangat membanggakan apa yang telah dilakukan oleh KREDIBALI. Pencapaian paling besar dalam mengumpulkan sampah yaitu di desa Pemuteran yang telah mengumpulkan sampah sebanyak 781 kg yang bisa ditukarkan dengan 320 kg beras. Dari beras sebanyak itu lalu disumbangkan kepada para lansia yang membutuhkan sebanyak 127 orang.
Selanjutnya desa Gianyar yang menghasilkan 314 kg sampah yang dibagikan kepada 72 lansia berupa 118 kg beras. Pencapaian yang luar biasa sekali.
Gede Andika tidak menyesal telah membatalkan pendidikannya untuk melanjutkan sekolah S2. Karena dengan pencapaian dari KREDIBALI tersebut, sudah melampaui dari apa yang diharapkannya. Keputusan besarnya membuahkan hasil dan justru memuaskan karena memberikan dampak yang besar bagi masyarakat Bali.
Menerima Penghargaan SATU Indonesia Awards
Berkat inovasinya yang memberikan manfaat di bidang lingkungan, Gede Andika akhirnya mendapatkan apresiasi dari PT. Astra International Tbk berupa penghargaan SATU Indonesia Awards di bidang Lingkungan. Sebagai pemuda yang telah memberikan sebuah inspirasi dan kontribusi positif bagi bangsa dan masyarakat. Apa yang dilakukan oleh Gede Andika yang telah berkontribusi positif untuk masyarakat sekitarnya sejalan dengan cita-cita PT Astra International Tbk untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.
Tentang PT Astra International Tbk
Menurut Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro bahwa “Melalui SATU Indonesia Awards kami berharap, pemuda pemudi Indonesia terus semangat bergerak dan tumbuh bersama untuk memberikan dampak positif yang lebih besar kepada pembangunan di daerahnya. Kami percaya, generasi muda memegang peranan penting dalam mempercepat pembangunan Indonesia."
PT Astra International Tbk merupakan salah satu perusahaan publik terbesar di Indonesia, yang terdiri dari 245 anak perusahaan, ventura bersama serta entitas asosiasi, didukung oleh lebih dari 190.000 karyawan. Model bisnis perusahaan yang terdiversifikasi menciptakan sinergi dan peluang di seluruh sektor industri termasuk Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi Informasi, dan Properti. PT Astra International Tbk mempunyai kerangka sustainability baru yang di dalamnya terdapat Astra 2030 Sustainability Aspirations untuk memandu perjalanan transisi Grup Astra dalam menjadi perusahaan yang lebih sustainable pada tahun 2030 dan seterusnya. PT Astra International Tbk berkeinginan untuk berkontribusi dalam memperkuat ketahanan perekonomian Indonesia yang mendukung masyarakat yang inklusif dan sejahtera.
PT Astra International Tbk memiliki rekam jejak kontribusi publik dan sosial yang baik melalui empat pilar, yang terdiri dari kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan kewirausahaan serta sembilan yayasan yang turut berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus mendukung masyarakat yang inklusif dan sejahtera. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2010, program Astra Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, telah mengapresiasi 565 pemuda Indonesia dari masing-masing bidang, terdiri dari 87 penerima tingkat nasional dan 478 penerima tingkat provinsi. Program SATU Indonesia Awards dikolaborasikan dengan berbagai kegiatan komunitas Astra melalui 170 Kampung Berseri Astra dan 1.060 Desa Sejahtera Astra di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Hambatan yang dialami Gede Andika
Hal baik yang dilakukannya tidak serta merta berjalan dengan lancar pada saat itu. Justru ada beberapa hambatan yang dialaminya. Apalagi ide yang dilakukannya itu terjadi pada saat pandemi Covid 19. Dimana dalam menjalankan idenya, aparatur desa khawatir dengan pelaksanaan protokol kesehatan bagi anak-anak karena pada saat itu tidak boleh ada kontak langsung manusia satu dengan lainnya dan harus berjarak serta memakai masker.
Pemahaman demi pemahaman, telah dilakukan oleh Gede Andika, sehingga pihak desa memberikan ijin kepadanya agar tujuannya bisa terlaksana dan ruang rapat di desa bisa digunakan olehnya dalam pelaksaan pembelajaran dari Kredibali.
Hambatan lainnya yaitu pertentangan dari orang tua murid. Anak-anak mereka dilarang mengikuti kursus belajar dari Kredibali, karena khawatir biayanya mahal. Padahal semuanya diterapkan secara gratis tanpa biaya apapun hanya membawa sampah plastik saja. Hingga akhirnya orang tua anak-anak memahami dan mengijinkan anak mereka belajar bersama Kredibali.
Hasil dan Harapan Kredibali
Anak-anak yang berada di desa Batur, diharapkan bisa menjaga hutan lindung yang ada di Batur dengan cara menanam pohon untuk setiap anak. Hutan lindung yang ada di sana adalah satu-satu hutan penyelamat bumi yang tetap harus dijaga keberadaan dan kelestariannya. Hutan adalah salah satu ekosistem di alam yang turut memperpanjang kehidupan di bumi khususnya di Bali. Jadi hutan yang tadinya gundul jika ditanami kembali , lama-lama akan hijau kembali meskipun butuh waktu yang panjang. Tetapi dengan proses yang panjang akan menghasilkan dampak positif bagi kehidupan alam dan sekitarnya.
Kredibali akan terus berupaya untuk melakukan kebaikan-kebaikan terutama bagi anak-anak Bali yang berada di pelosok-pelosok yang jauh dari pendidikan serta kurang mampu kehidupannya. Diharapkan nantinya anak-anak di pelosok Bali mendapatkan pendidikan yang pantas dan turut berpartisipasi dalam pembangunan. Sumber Daya Manusia yang ada bisa terlatih dan terdidik menjadi lebih baik.
Galeri Kredibali dan Jejak Literasi (sumber jejakliterasibali.org) |
Dengan ide yang diterapkan oleh Gede Andika, pantaslah kalau Gede mendapatkan penghargaan sebagai penerima Satu Indonesia Awards dari Astra Indonesia pada tahun 2021. Idenya semoga menjadi pemantik bagi pemuda-pemuda lain yang ada di Bali. Sehingga mampu mengurangi tingkat pendidikan yang rendah dan putus sekolah. Gede berharap apa yang dilakukannya mendapat manfaat bagi banyak orang.
Sebagai seorang Academia, Policy Researcher dan Social Worker, Gede memberikan kontribusi yang besar bagi anak-anak Bali di bidang pendidikan. Apa yang dilakukannya bukan semata-mata demi keuntungan diri-sendiri tetapi demi berharganya pendidikan bagi anak-anak terutama di kampungnya sendiri.
Anak-anak mengalami peningkatan dalam berbahasa Inggris. Orang tua paham bagaimana memilah dan mengelola sampah dengan baik setelah diberitahu oleh anak-anak didikan Kredibali. Gede Andika yakin bahwa jika kita menebar kebaikan maka kebaikan tersebut akan datang dari arah mana saja.
Referensi:
www. jejakliterasibali.org
instagram.cm/andikawirateja
https://linktr.ee/andikawirateja
Tidak ada komentar
Posting Komentar