Melambungkan Karya Desain dengan Asus StudioBook ProArt X (W 730), Arsitek Perempuan Pasti Bisa

Arsitek Perempuan adalah Cita-Citaku Sejak Kecil 


Dari kecil aku suka menggambar. Hingga tanpa pikir panjang, dulu selalu punya cita-cita menjadi Arsitek. Berangan-angan suatu saat aku bisa membangun rumah, gedung, hotel dan bangunan tinggi pencakar langit yang indah, modern dan canggih. Yang paling lucu adalah, pemikiran waktu kecil kalau jadi arsitek itu banyak uangnya. Kayaknya iya juga ya. Hahaha. 



Atas keinginan itulah, akhirnya bertekad masuk jurusan Arsitektur di universitas negeri ternama di kota Malang. Alhamdulilah melalui jalur PMDK tanpa tes aku bisa menjadi mahasiswa Arsitektur. Dulu ingin sekali mendapat gelar Insinyur, tapi sekarang gelar itu sudah tidak ada lagi dan diganti dengan Sarjana Arsitektur (ST). 

Bangga tentunya menjadi mahasiswa Arsitektur. Banyak hal selama di sekolah yang tak aku ketahui selama di bangku kuliah. Nalar selalu aku pakai dan kreativitas harus selalu muncul. Semuanya harus aku pelajari dengan tekun dan rajin. Kuliah di arsitektur tak hanya harus bisa gambar saja, tapi juga harus punya imajinasi, kreativitas dan inovasi yang cukup. Di sini pun aku juga diajarkan menjadi arsitek yang tak hanya bisa menggambar bangunan saja tapi juga harus menyeimbangkan antara bangunan, manusia, alam dan Tuhannya. Istilahnya adalah Habblum Minannas, Habblum Minallah, artinya Berhubungan baiklah dengan manusia, alam dan Tuhanmu, sehingga keseimbangan alam tetap terjaga. Intinya adalah menjadi Arsitek yang beradab. 



Arsitek adalah profesi yang mengkonsep dan merancang bangunan secara terukur. Namun dalam pelaksanaannya seorang arsitek tidak bisa bekerja sendiri, namun perlu bekerja sama dengan bidang lain yang mendukung pekerjaannya sehingga menghasilkan karya yang sempurna dan bisa diaplikasikan di dalam kehidupan. 


Mengasah Kreativitas dan Kemampuan Arsitek dengan Menggambar Manual 


Pertama kali kuliah Arsitektur yang diasah adalah kemampuan menggambar manual/sketsa menggunakan tangan. Gambar teknik adalah mata kuliah yang penting di jurusan arsitektur. Kita dilatih untuk menggambar manual menggunakan tangan. Yak menggunakan tangan. Tapi bukan melukis ya 



Contohnya yaitu membuat garis lurus dengan tangan tanpa penggaris dan menggunakan pensil. Yang dinilai adalah kelurusan garisnya serta tebal tipis garisnya. Skala, keakuratan, efektivitas dan estetik ini sangat ditekankan saat menggambar teknik. Berawal dari ini, kita bisa menggambar denah bangunan dengan benar dan berskala.




Dulu menggambar itu gak pernah pakai bolpoin. Paling sering tuh menggunakan pensil dengan beragam ukuran misal 2B, 2H, 4A dan lain-lain. Rapido juga menjadi andalan untuk mempertajam gambar setelah menggunakan pensil. Jangka, penggaris T, Penggaris segitiga, penggaris panjang menjadi perlengkapan menggambar yang harus ada. Begitu juga buku gambar dan kalkir dengan beragam ukuran mulai dari A4 sampai A1. Satu lagi tabung kertas untuk menyimpan hasil gambar kita supaya tidak terlipat. Kalau bawa ini sudah berasa bangga banget dah. Hanya satu yang gak aku punya yaitu meja gambar kayu yang harganya sangat mahal. Aku sih cukup mensiasatinya dengan menggunakan meja belajar saja, lebih murah. 


Sketsa rancangan yang aku buat 


Kebayang banget gimana dulu selama kuliah semua gambar serba manual. Menggambar di meja belajar, dan memakai pensil yang mudah dihapus. Kalau menggambar pakai rapido ada kesalahan, alamat harus ganti kertas baru lagi. 

Mengerjakan skripsi pun juga begitu. Menghabiskan berhari-hari untuk menggambar di studio arsitektur sampai selesai. Mulai dari denah, tampak, potongan, perspektif sampai dengan bangunan 3D ( maket). Ah, jangan dibayangkan ya. Berat. Cukup aku aja. 

Untuk presentasi gambar di depan dosen mulai dari Denah, Tampak, Potongan, dan juga perspektif 3D menggunakan kertas ukuran A3-A1. Jadi ya, kalau menggambar manual, aku harus menggambar di kertas A3 sampai A1 dengan skala yang sesuai dan terukur. Itu butuh ketelitian dan ketajaman mata, serta keahlian tangan untuk menciptakan gambar yang bagus. 

Dengan menggambar manual, kelebihannya yaitu kita bisa lebih leluasa mendesain memakai pensil dan menghasilkan karya yang ekspresif. Tidak perlu menggunakan listrik yang bisa mati suatu saat kalau ada gangguan. Jika kita punya ide kapanpun dan dimanapun, bisa langsung seketika itu dituangkan dalam kertas takut keburu hilang idenya. Baru kemudian disalin dan digambar lagi dengan lebih baik. Namun kekurangan gambar manual yaitu butuh waktu yang lama untuk menggambar dan harus menyediakan banyak duplikasi gambar dengan tangan. Hasil gambar menggunakan kertas suatu saat bisa rusak atau hilang dan jika suatu saat dibutuhkan, butuh waktu dan tenaga lagi untuk menggambarnya. 


Lebih Kreatif dan Cepat dengan Menggambar Arsitektur Secara Digital 


Perkembangan menggambar arsitektur dari tahun ke tahun semakin maju dan berkembang lebih cepat. Proyek-proyek arsitektur juga makin banyak, berkembang dan modern. Itulah mengapa sebagai arsitek harus mempunyai kemampuan dan skill yang harus dikembangkan dalam menggambar. Karena dengan adanya perkembangan yang pesat, aku harus berpikir kreatif dengan meningkatkan skill menggambar digital. Kemampuan ini sangat diperlukan terutama sebagai arsitek dan yang bekerja di bidang arsitektur. 



Dulu Autocad, 3D Max dan Sketchup adalah software atau master menggambar digital yang menjadi makanan sehari-hari selama kuliah. Aplikasi tersebut memiliki size yang cukup besar untuk diinstal di komputer. Itulah mengapa saat itu aku butuh komputer dengan spesifikasi penyimpanan dan kecepatan yang cukup besar. Spesifikasi komputer pertama yang aku pakai saat kuliah yaitu menggunakan Nvidia Gforce karena mampu menjalankan beragam software grafis yang berperforma tinggi dan efisien. Entah mengapa sejak pertama kali pakai ini, aku jatuh cinta. Kemampuannya membaca gambar sangat cepat dan was wis wus sekali.

Semakin hari, software untuk menggambar makin banyak dan canggih, contohnya Rhinoceros, Lumion, Revit, Tekla, Blender dan masih banyak lagi. Hasil dari gambar digital sangat memuaskan, bagus, bahkan hampir mirip dengan aslinya. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan menggambar dengan digital. 

Contoh desain digital karya Arsitek  


Menggambar digital memang sangat memudahkan kita menggambar dengan ukuran dan kualitas yang bagus. Lebih cepat direvisi jika ada perubahan-perubahan kecil maupun besar. Mudah disimpan di komputer dan diduplikasi berkali-kali. Hanya saja, jika file gambar digital yang kita simpan hilang atau terjadi listrik mati, maka pekerjaan akan terhenti. 

Perkembangan ilmu dan teknologi ini memang mempermudah segalanya dan sangat membantu pekerjaan kita lebih cepat lagi. Meskipun pada saat itu digital yang digunakan oleh Arsitek hanya sebagai alat bantu untuk menampilkan hasil karyanya secara visual. 


Arsitek Perempuan dan Peradaban 

Arsitek perempuan dunia, Zaha Hadid


Sebagai perempuan yang terlahir di lingkungan yang baik dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, aku bermimpi dan bercita-cita bisa menjadi Arsitek Perempuan yang profesional. Karena saat ini Arsitek Perempuan itu sangat jarang sekali ada dan terkenal. Salah satu Arsitek Perempuan yang menjadi idola aku sejak kuliah adalah Zaha Hadid. Bahkan dia menjadi satu-satunya perempuan yang mendapatkan penghargaan Pritzker Prize tahun 2004. Melihat karyanya saja aku sangat kagum dan bangga. Karya arsitektur rancangannya penuh dengan nuansa modern, desain futuristik atraktif dan juga destruktif. Ciri khasnya adalah rancangan yang penuh dengan lengkungan. Contohnya Gedung Pusat Seni Kontemporer Rosenthal di Cicinnati New York Times, Abu Dhabi Performing Art Center dan Bee’ah Headquarters dan monumental di UAE. 

Karya Zaha Hadid, Heydar Aliyev Center
(sumber: blog.spacestock.com) 

Karya Zaha hadid, Library and Learning Center, Vienna ( sumber: blog.spacestock.com)

Perempuan selalu mendapat stereotip bahwa perempuan itu tidak perlu memperoleh pendidikan tinggi. Perempuan itu cukup di rumah saja dan membesarkan anak-anak serta mengerjakan pekerjaan rumah, membuat hatiku bergeming untuk menghilangkan stereotip tersebut. 

Mengacu pada UUD 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dimana negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran dan pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. 

Foto kelulusan S2 Arsitektur

Aku berusaha untuk meningkatkan pendidikan ke gelar yang lebih tinggi lagi yaitu Sarjana S2 Teknik Arsitektur dengan gelar Magister Teknik. Alhamdulilah tercapai dan aku lulus dengan baik. Berharap suatu saat aku bisa menjadi Dosen Arsitektur atau bekerja di bidang pekerjaan yang berprofesi seperti Manajer Arsitektur dan Teknik, Inspektur Konstruksi dan Bangunan, Desainer Industri, Desainer Interior, Arsitek Lansekap atau bahkan Perencana Kota dan Daerah. Tak menutup kemungkinan suatu saat aku akan kembali bersekolah lagi menuju S3 dengan gelar Doktor. Walaupun gelar Doktor ini kebanyakan untuk para Dosen. Tapi sebagai perempuan yang berkarir bukan Dosen, sah-sah saja kan. 

Foto masa-masa kuliah Arsitektur


Bagiku dengan memperoleh pendidikan dan ilmu yang tinggi, aku bisa memberikan andil untuk bangsa yang kucintai terutama untuk anak keturunanku nantinya. Karena aku tahu bahwa dengan pendidikan tinggi, maka perempuan bisa menjadi penggerak perubahan sosial dan ikut andil dalam peradaban bangsa sehingga mampu mengembangkan potensi dirinya dan membantu membangun bangsa serta generasi penerusnya lebih baik dan maju. Doakan saja ya. Amin3x. 

Sampai dengan saat ini prosentasi arsitek perempuan sangat sedikit dibandingkan arsitek laki-laki. Meskipun awalnya perempuan kuliah di bidang arsitektur, tapi kebanyakan dari mereka justru tidak menjadi arsitek. Salah satu alasannya bisa karena kodrat dan stereotip yang ditujukan kepada mereka. Tapi semoga saja untuk ke depannya makin banyak arsitek perempuan yang mampu mendobrak dunia dengan karya-karyanya yang luar biasa seperti Zaha Hadid. 

Jika perempuan tidak bisa menjadi arsitek profesional, setidaknya dia bisa menjadi arsitek peradaban dan dunia. Dengan berbekal pendidikan tingginya, perempuan berkualitas bisa menjadi seorang perempuan visioner dalam peradaban. Perempuan adalah Arsitek peradaban dimana dia cerdas dalam berbagai hal, kreatif dan inovatif dalam kehidupan baik secara akademis, emosional, spiritual maupun kepribadiannya, dan sebagai pemecah problematika yang baik bagi kehidupan sehingga menjadi contoh baik bagi anak keturunannya. 


Arsitek Masa Kini dan Teknologi 


Berdasarkan Budiharjo E tahun 1997 dalam bukunya berjudul Jati Diri Arsitek Indonesia, Asal kata Arsitek adalah dari bahasa Yunani, yaitu Architekton. Archi adalah pemimpin atau yang pertama, sedangkan Tekton artinya membangun. Arsitek adalah pemimpin pembangunan (master builder). Berdasarkan Undang-undang Arsitek, Arsitek adalah seseorang yang melakukan Praktik Arsitek dan memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA) sebagai pengganti Sertifikat Keahlian (SKA) keluaran dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. 

Untuk menjadi seorang arsitek profesional, tak hanya serta merta bisa menggambar saja, namun ada beberapa persyaratan yang harus ditempuh, supaya profesi arsiteknya diakui. Berikut adalah langkah-langkah menjadi Arsitek profesional berdasarkan situs www.iai.jakarta.org: 
  1. Bisa menggambar baik manual maupun digital. 
  2. Kuliah program studi Arsitektur yang berbasis pada Standar Kompetensi Kinerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 
  3. Menjadi anggota IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). 
  4. Mendapat perlindungan dengan adanya UU Arsitek. 
  5. Melakukan Praktik arsitek dan memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). 
Nah, tidak mudah ya untuk menjadi Arsitek profesional saat ini. Perlu niat dan persiapan yang matang serta tekad untuk mencapai cita-citamu. Apalagi saat ini teknologi juga mulai berjalan beriringan dengan profesi Arsitek. Teknik membuat konsep, menggambar dan membangun sudah mulai canggih dengan beragam aplikasi menggambar. Perangkat seperti komputer atau laptop menjadi sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipunyai oleh seorang Arsitek. Komputer yang awalnya sebagai media presentasi visual, kini sudah menjadi media untuk mempercepat proses desain dan produk serta mengubah perannya menjadi perluasan otak manusia dan sebagai alat bantu berpikir Arsitek dalam proses perancangan. Dengan adanya komputer segalanya jadi lebih mudah dan cepat. Arsitek bisa berekplorasi dan berkreativitas untuk menemukan inovasi-inovasi terbaru serta mudah melakukan analisa dan evaluasi terhadap desain yang dirancangnya. 

Meskipun dengan adanya kemudahan teknologi menggambar, Profesi Arsitek tetap mendapat tempat yang utama untuk sebuah profesionalitas. Jasa Arsitek tetap menjadi pilihan yang tidak merugikan. Dengan berbekal ilmu dan keahliannya, karya yang akan dihasilkan dan diterapkannya akan lebih baik, teruji, terukur dan estetis. 

Spesifikasi Laptop Untuk Arsitek Profesional 




Arsitek adalah profesi yang selalu harus mengikuti jaman dan berinovasi dengan teknologi, baik itu teknik menggambarnya, teknik presentasinya, teknik penerapannya mulai dari kontruksi sampai detail bahan bangunan yang digunakan. Itulah mengapa seorang Arsitek harus selalu update perkembangan terbaru dengan cepat. Saat ini mudah sekali menghasilkan karya yang makin kreatif dan inovatif. Perangkat yang mumpuni adalah kunci utama bagi seorang Arsitek yaitu laptop yang mudah sekali dibawa kemana-mana dengan spesifikasi yang besar dan cepat. 

Perangkat yang dipunyai oleh seorang Arsitek harus mampu menghasilkan beberapa produk sebagai berikut: 
  1. Drafting 2D, outputnya yaitu gambar kerja arsitektur. 
  2. Modeling 3D, outputnya berupa studi massa / geometri / ruang / bentuk. 
  3. Rendering, outputnya digunakan untuk presentasi / studi pencahayaan / bahan arsitektur. 
  4. Animasi, outputnya digunakan untuk studi sikuensial ruangan secara skala manusia berjalan/ melayang. 
  5. Maya (virtual), outputnya digunakan untuk studi kesempurnaan suatu karya/ ruangan/massa arsitektur. 
Dalam proses desain digital bagi Arsitek, aspek bentuk, spasial, struktural, material dan aspek lainnya memiliki tingkat kompleksitas tinggi. Untuk membantu melakukan simulasi dan analisis terhadap karyanya, Arsitek membutuhkan komputer sebagai perangkat dengan spesifikasi yang tinggi supaya kinerja Arsitek menjadi lebih baik. 

Asus StudioBook ProArt X (W 730) Menjadi Andalan Arsitek dalam Mendesain 




Asus StudioBook ProArt X (W 730) diperuntukkan bagi architecture, engineering dan construction, mulai dari profesi Arsitek, Interior Designer, Cad Craftman, Civil Engineer, Struktur Engineer, dan Construction Contractor. 




Tak hanya di bidang Arsitektur, Asus ini juga diperuntukkan di bidang Data Science, Product Design dan Manufacturing, Media dan Entertainment serta Creative Pro. 

Kenapa harus Asus StudioBook ProArt X (W 730), karena mempunyai DNA berikut: 
  1. Extreme performance for unstoppable creation 
  2. Versatile connection for seemless speed 
  3. Promised stability for proven reliability 
  4. Absolute precision for original imagination 
Pilihan yang tepat untuk Arsitek dalam berkarya adalah Asus StudioBook ProArt X (W 730) yang sangat luar biasa ini. Laptop yang satu ini mampu merepresentasikan karyamu dengan lebih bagus dan professional. Adapun beberapa kelebihan laptop ini untuk kinerja Arsitek dalam merancang desain yaitu: 

Prosesor yang Digunakan adalah Intel Xeon E-2276M 


Dalam mendesain, sebaiknya Arsitek lebih jeli terhadap prosesor dari perangkat yang digunakannya. Prosesor adalah kunci utama yang berperan penting terhadap pengolahan data input dan output. Performa prosesor ini harus maksimal dan mumpuni dalam mendesain. 

Asus StudioBook ProArt X (W 730) ini menggunakan prosesor Intel Xeon Generasi ke-9 atau Intel Core i7 hexa-core yang memang khusus dirancang untuk menangani aplikasi yang kompleks dan multithreaded. Dengan prosesor Intel Xeon, proses kerja desain yang dilakukan kinerjanya akan luar biasa, lebih halus dan responsif. 

Random Access Memory (RAM) 


Penggunaan RAM dalam aktivitas desain digital juga tidak kalah pentingya. RAM pada komputer bekerja sebagai jembatan data yang sedang diolah dengan kecepatan akses yang dihitung dalam satuan bit. Pengolahan data dengan kualitas grafis yang tinggi seperti animasi atau pemodelan tiga dimensi tentulah akan membutuhkan kapasitas RAM yang tinggi agar dapat bekerja dengan optimal. 

Sebagai asus dengan Prosesor workstation-grade, Asus StudioBook ProArt X (W 730) ini menggunakan spesifikasi GPU yang powerful hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 dengan VRAM GDDR6 16GB. Dengan ukuran RAM tersebut terdapat 4 keping RAM sebesar 16 GB. Prosesor Intel Xeon yang didukung dengan ECC memory dapat di-upgrade sampai dengan 64GB. ECC yang ada memiliki memori control yang berbeda dengan biasanya, bisa mendeteksi kalau ada kesalahan pengiriman data, sehingga tidak terjadi kekacauan atau blue screen. 

Grafisnya Menggunakan Nvidia Quadro RTX 5000 Graphics 

NVidia Quadro RTX 5000 graphics

Grafic Card merupakan komponen yang sangat erat hubungannya dengan pengolahan grafis seperti pemodelan tiga dimensi (3D), editing video, edit gambar, proses rendering dan lainnya. 

Asus StudioBook ProArt X (W 730) ini dengan kekuatan Prosesor workstation-gradenya menggunakan fitur grafis NVIDIA Quadro RTX 5000. Fitur Ini sangat spesial dan cocok untuk grafis animasi yang berkualitas dan berkapasitas tinggi yang dioptimalkan untuk stabilitas dan kinerja dengan aplikasi perangkat lunak profesional. 



Bagi para Arsitek penggunaan fitur ini sangat cocok. Mereka bisa membuat desain dengan sangat mulus dan bisa melakukan render file berlapis-lapis menggunakan grafis NVIDIA Quadro RTX 5000 kelas professional. Monster grafis yang sangat kompatibel dengan DirectX® 12 ini sangat mampu membantu kebutuhan para Arsitek dalam mendesain dan membuat grafis seperti rendering 3D, pemutaran video, dan simulasi tanpa cacat. NVIDIA Turing™ dan platform NVIDIA RTX™ sangat professional dalam memanfaatkan real-time-ray-tracing, peningkatan alur kerja AI, dan kemampuan visual fotorealistik. 



Asus ProArt StudioBook Pro X (W 730) menawarkan kombinasi grafis mutakhir dan portabilitas yang membuatnya sempurna untuk para profesional kreatif. 

Display Asus ProArt StudioBook Pro X W 730. 





Asus ProArt StudioBook Pro X (W 730) yang bertenaga Quadro pertama menampilkan performance layar NanoEdge empat sisi. Desain NanoEdge yang ramping-bezel ini mampu menampilkan visual yang lebih mendalam. Desain tampilan yang inovatif memberikan rasio layar-ke-tubuh 92% untuk visual imersif. 



Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) memiliki keluasan layar yang lebih lega yaitu 17 inci dengan ukuran 382 x 265 x 18.4mm. Untuk rasio layarnya yaitu 16:10 dengan ruang kerja yang lebih luas sehingga bisa lebih produktif bekerja menghasilkan karya desain. 

Dari segi desain, Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) memiliki dimensi ringkas dengan bezel tipis dan bodi setara dengan laptop 15 inci. Sehingga mudah masuk ke tas kerja atau tas sandang. 

Color Layar 


Sebagai laptop profesional yang diciptakan untuk para pekerja profesional seperti Arsitek, Animator, IT, dan desainer, layer Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini hadir dengan Panel WUXGA dengan kedalaman warna 8-bit, color gamut yang lebar sampai 97% DCI-P3 dan cakupan 133% sRGB. Bahkan sudah dikalibrasi dengan sempurna dan memenuhi syarat sertifikasi PANTONE Validated. 



Teknologi Kalibrasi ASUS bawaan dari Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini memberikan penyetelan keakuratan warna dan kompensasi keseragaman untuk mempermudah ketika saatnya mengkalibrasi ulang kecerahan layar dan konsistensi warna. Dengan nilai Delta-E yang sangat rendah ini warna yang dihasilkan akan lebih akurat. 

Akurasi warna yang dihasilkan saat mendesain sangat luar biasa dengan menampilkan detail yang tajam dan cerah, warna yang hidup menghasilkan gambar yang lebih hidup. Memiliki lapisan matte sehingga tidak ada sinar yang mengganggu saat bekerja menghasilkan desain. 

Desain serta Touchpad 




Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) mempunyai desain dan touchpad dengan ScreenPad 2.0. Fungsi ScreenPad 2.0 ini sebagai layar kedua dengan beragam fungsi tambahan. Touchpad akan mempermudah kita bekerja multitasking secara mulus. Keunggulannya Asus ini mempunyai banyak aplikasi utilitas ASUS yang praktis dalam meningkatkan produktivitas termasuk Quick Key. Fungsi Quick Key adalah untuk otomatisasi sekali sentuh dari urutan keyboard yang rumit - bersama dengan tulisan tangan, tombol angka dan Office Xpert. 

ScreenPad™ 2.0 berfungsi memasukkan banyak aplikasi ke layar sentuh 5,65 inci, dan kita bisa mudah menambahkan aplikasi ke ScreenPad untuk akses instan. Misalnya bila kita mau membuka aplikasi seperti Evernote dan Spotify bisa langsung bekerja dengan baik pada tampilan sekunder, sehingga tidak perlu versi khusus ScreenPad. 

Hard disk atau Penyimpanan 


Desain-desain yang dihasilkan oleh Arsitek pada umumnya memiliki ukuran dan kapasitas yang sangat besar. Kapasitas penyimpanan data di laptop atau komputer ini sangat penting bagi seorang Arsitek untuk menyimpan file-file desain yang telah dibuat. Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini memiliki kapasitas penyimpanan sampai dengan 1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 x4 SSD. Tentu saja dengan penyimpanan yang besar, bisa leluasa menyimpan file-file grafis dan video dengan mudah dan cukup. Sangat membantu para Arsitek dalam bekerja dan menghasilkan karyanya. 

Performance 


Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini memiliki performance yang mampu mentransfer file besar atau akses data dengan lebih cepat. Terlihat dengan adanya performance dua PCIe® Gen 3 x4 SSD dalam konfigurasi RAID 0 yang dipasang di CPUnya. Dengan performance tersebut, Asus ProArt StudioBook Pro X , memberikan kecepatan data supercepat yang melampaui pengaturan standar RAID 0 yang digunakan laptop lainnya. RAID 0 menyebar data di beberapa drive untuk meningkatkan kinerja baca/tulis data, sehingga sistem dan aplikasi boot bisa hanya dalam sekejap. Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini sudah dilengkapi dengan HDD 2,5", sehingga bisa menyimpan grafis gambar dan video lebih besar lagi. Jadi tidak perlu khawatir menyimpan file-file berkapasitas tinggi. 

Easy Sharing and Hotkeys 




Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) memiliki engsel tidur 180° yang dengan gampang sekali dibuka dan diletakkan di atas meja. Dengan desain yang mudah tersebut, para Arsitek bisa dengan mudah dalam mempresentasikan karya desainnya kepada kliennya. Ada juga tombol cepat khusus/ Quick Snip yang bisa digunakan untuk menangkap layar yang diambil dengan mudah. Tombol pintasnya bisa mematikan mikrofon dan kamera saat melakukan panggilan video atau mengunci sistem dengan sekali tekan tombol demi keamanan dan privasi. 

Konektivitas 



Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) memiliki satu set port I/O komprehensif berkinerja tinggi - termasuk dua port Thunderbolt™ 3 sehingga menghasilkan konektivitas yang baik untuk fleksibilitas saat  berada di kantor atau pun di jalan. Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) bisa dihubungkan dengan ke tiga layar eksternal. Memiliki Ethernet gigabit, dan merupakan salah satu produk pertama di dunia dengan Intel Wi-Fi 6 dengan Gig+ (802.11ax). Tentunya menghasilkan kecepatan jaringan yang setara dengan kabel - tanpa kabel! 

Superfast Wi-Fi 6 speed 


Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini memiliki kecepatan lebih cepat dari kabel hingga 2,4Gbps - 3 kali lebih cepat dari 802.11ac - Wi-Fi dual-band 6 (802.11ax). Dengan kecepatan tersebut kita bisa mentransfer file besar dengan lebih cepat, dengan jangkauan yang lebih besar dan koneksi jaringan yang lebih stabil. Sangat mantap sekali bukan. 

ISV-certified 


Asus sebagai perangkat lunak yang sangat penting bagi Arsitek telah menguji dan berinvestasi dalam proses sertifikasi ISV (Independent Software Vendor) yang komprehensif. Hal tersebut dimaksudkan agar ProArt StudioBook Pro X ini berfungsi seperti yang diharapkan dengan aplikasi profesional dari perusahaan perangkat lunak terkemuka dunia. 


Audio

Audio yang digunakan Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) adalah audio Harman Kardon untuk menciptakan iterasi terbaru dari teknologi audio ASUS SonicMaster. Dengan Audio tersebut dihasilkan suara yang sangat menakjubkan. Terutama saat membuat desain visual 3D dengan menggunakan musik. Kejernihan suara musik yang keluar ini menjadi sesuatu yang nikmat untuk diperhatikan. 

Durability



Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) merupakan laptop yang sudah memenuhi standar militer MIL-STD 810G yang ultra. Memiliki keandalan dan daya tahan yang kuat dengan menjalani berbagai jenis tes /uji di lingkungan yang keras baik itu tes ketinggian ekstrim, suhu dan kelembaban. Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini pun telah lulus tes sebagai laptop yang jauh melebihi standar yang ditetapkan oleh industri. 

Sekilas Webinar Asus


Seorang Arsitek memang harus selalu tahu perkembangan teknologi yang ada termasuk perangkat laptop/komputer yang menunjang pekerjaannya. Semakin hari teknologi dari laptop makin canggih dan terus berkembang. Aku merasa beruntung karena bisa mengetahui adanya laptop spesifik dan profesional untuk Arsitek dalam mendesain. Ini berkat Asus yang selalu mengeluarkan produk-produk laptop barunya hampir setiap tahun, bahkan promosinya sangat gencar sekali.

Tidak menyangka juga bakalan ada laptop profesional untuk para Arsitek. Ini pun aku ketahui lewat webinar yang aku ikuti. Webinar ini diselenggaran oleh Asus dan Komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis)  pada tanggal 20 Desember 2020 dengan tema Profesional Design with StudioBook. Dengan dua pembicara yang sudah expert di bidangnya masing-masing yaitu:

1. Muhammad Firman. Merupakan Head of Public Relation, Asus Indonesia.
2. Ilham KS. Merupakan Owner Motionvalley Studio, Dosen Visual fx dan Praktisi Industri Kreatif.


Banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dengan adanya webinar tersebut. Mulai dari apa itu kreatifitas, produk-produk Asus yang mendukung profesi spesifik dalam bekerja misal Arsitek, Engineer dan lainnya serta contoh-contoh desainnya. 

Berkat tema tersebut dan memang sesuai dengan skill yang aku punya, maka tertuanglah tulisan ini. Semoga bermanfaat.

Kesimpulan

Tak ada yang tak bisa bila seorang perempuan ingin maju dan berkembang menjadi Arsitek Profesional. Jawabannya adalah tekad, kemauan, doa dan dukungan orang sekitar terutama keluarga. Mari kita patahkan stereotip yang ada dengan menjadi Arsitek Perempuan yang beradab. Melambungkan karya-karya desain kita ke seluruh dunia dan menjadikan kehidupan lebih baik untuk generasi selanjutnya.  AMin3x.

Dengan dukungan teknologi, kemudahan dalam berkreasi dan berinovasi lebih mudah dan cepat. Perempuan sebagai pengendali kehidupan pun bisa dengan mudah menciptakan karya yang luar biasa. Bravo untuk para Arsitek Perempuan di dunia. Mari berkarya dan guncangkan dunia. 

Harga dan Spesifikasi Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) 

Sebagai laptop yang sangat mumpuni bagi seorang Arsitek, Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) hanya tersedia satu warna saja yaitu star grey. Harganya mencapai Rp.88.000.000. Cukup fantastis ya. Tapi dijamin hasilnya sangat memuaskan. 

Untuk mendapatkan Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) ini, bisa dibeli secara online di E-commerce Eraspace, Tokopedia, Blibli, JD.ID dan Shopee. Untuk pembelian secara offline bisa langsung datang ke store yang menjual produk Asus seperti Erafone, Urban Republic, dan Asus Exslusive Store. 

Yuks, wahai kamu para Arsitek dan Arsitek Perempuan tunggu apalagi. Genggam Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) sebagai teman setiamu saat bekerja. Raih impianmu dan mari kita guncang dunia dengan karya-karya istimewa kita. Go. Go. 

Spesifikasi Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) 

CPU

Intel Xeon E-2276M Processor 2.8 GHz (12M Cache, up to 4.7 GHz)

Operating System

Windows 10 Pro for Workstations

Memory

64GB DDR4 ECC Memory

Storage

1TB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 x4 SSD

Display

17.0” (16:10) IPS WUXGA (1980 x 1200), 300 nits, 97% DCI-P3, Pantone Validated, Anti-glare, ScreenPad 2.0

Graphics

NVIDIA Quadro RTX 5000 with 16GB GDDR6 VRAM

Input/Output

 

3x USB3.1 Type A (Gen2), 2x USB3.1-Type C (Gen2) with Thunderbolt, 1x Headphone-out & Audio-in Combo Jack,  1x RJ45 LAN Jack for LAN insert (10/100/1000),  1x HDMI 2.0,  1 x Smart Card Reader, Fingerprint Reader

Camera

HD Web Camera

Connectivity

Wi-Fi 6 (802.11ax), Bluetooth 5.0

Audio

Bulit-in Speaker, Array microphone with Cortana voice-recognition support

Battery

95WHrs, 3S2P, 6-cell Li-ion

Dimension

38.2(W) x 26.5(D) x 2.82 ~ 3.19 (H) cm

Weight /

2,5Kg

Colors

Star Grey

Price

Rp88.000.000

Warranty

3 tahun garansi global


Referensi tulisan:
Www.neliti.com
Eprints.undip.ac.id
Researchgate.net
Www.asus.com
Www.iai.jakarta.org

9 komentar

Akarui Cha mengatakan...

Sampai speechless bacanya.

Keren sekali Mba. Cita cita sedari kecil, bisa diwujudkan hingga lulus S2.

Semoga kelak bisa menghasilkan karya karya bangunan indah ya Mba. Didukung sama ASUS tentunya.

Mugniar mengatakan...

Wow komprehensif, Mbak. Lengkap.
Kalau pake Asus StudioBook ProArt X (W 730), menjadi arsitek sangatlah terbantu.

Intan Daswan mengatakan...

Keren banget. Akun tuh dari dulu kagum aja kalau lihat arsitek perempuan. Oya, review-nya lengkap banget, Mbak.

Amanda ratih pratiwi mengatakan...

jaman makin berkembang, mau gambar juga nggak susah lagi ya. Nggak buang2 kertas lagi, seharusnya gambar yang diciptakan juga semakin bagus nih kak

Dee_Arif mengatakan...

lengkap banget tulisannya mbak
benar banget ya mbak, klo pake Asus StudioBook ProArt X (W 730) kerjaan arsiteknya bisa makin produktif dan lancar

Antung apriana mengatakan...

Kalau aku kuliahnya di teknik sipil sih tapi pernah juga ngerasain kelas menggambar dasarnya yang lumayan bikin pusing. Memang kalau buat desain bangunan perlu banget laptop dengan spek tinggi ya

bundabiya.com mengatakan...

wah kereen, salut banget. aku selalu kagum sama arsitek perempuan, karena kadang sentuhan2 pada desainnya itu menarik.. dan tentu perlu laptop yang memadai yaa. semangat, mba, semoga sukses terus yaa

lendyagasshi mengatakan...

Suamiku juga arsitek, kak Fan.
Jagoan banget, kak Fania bisa gambar tanpa mouse. Dan impian anakku banget ini...menggeluti dunia design. Tapi sama suami diarahkan untuk gambar sketch dulu...

Seneng gambar, mesti banget pakai Asus StudioBook ProArt X (W 730).

Irra Octaviany mengatakan...

keren banget mbak, laptopnya keren mbaknya juga keren. arsitek tuh cita-citaku zaman dulu, entah kenapa malah nyemplung ke bisnis. hihi.